c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

09 Februari 2024

16:21 WIB

Komunitas Peternak Minta Pemerintah Berantas Mafia Industri Ternak

Perusahaan besar kerap memonopoli cold storage (gudang pendingin) serta rumah pemotongan hewan (RPH). Peternak kerap tidak punya pilihan selain menjual telur dan ayam mereka dengan harga murah

Komunitas Peternak Minta Pemerintah Berantas Mafia Industri Ternak
Komunitas Peternak Minta Pemerintah Berantas Mafia Industri Ternak
Ilustrasi. Pekerja memberi pakan pada ayam petelur di Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/10/2021). Antara Foto/Adeng Bustomi

KEDIRI - Komunitas Peternak Blitar dan Kediri, Jawa Timur, mendesak pemerintah memberantas praktik mafia industri ternak. Pasalnya, mereka merasa aksi para mafia tersebut sudah sangat merugikan perkembangan usaha mereka.

Ketua Komunitas Peternak Ayam-Telur Tradisional dan Supplier di Blitar serta Kediri Edi Sukirman menjelaskan, saat ini usaha industri ternak ayam dan telur sedang tidak baik-baik saja. 

"Para peternak tradisional terpuruk oleh praktik oligopoli di mana industri dikuasai oleh beberapa perusahaan besar saja. Mereka menguasai bisnis dari hulu sampai hilir sehingga bisa menentukan harga ayam dan telur secara sepihak," kata Edi Sukirman dalam keterangannya, Jumat (9/2). 

Dia menambahkan, perusahaan besar juga kerap memonopoli cold storage (gudang pendingin) serta rumah pemotongan hewan (RPH). Edi mencontohkan, ketika peternak hendak melepas ayamnya karena masuk masa panen, perusahaan besar mengatakan RPH dan cold storage sedang penuh. Peternak pun tidak punya pilihan, selain menjual telur dan ayam mereka dengan harga murah.

Jika dipertahankan, kata dia, peternak tradisional tidak akan mampu membiayai harga pakan dalam waktu lama. Di sisi lain jika tidak segera dijual, ayam menjadi semakin gemuk dan susah dijual.

Pihaknya menyesalkan jika pelaku monopoli hanya mendapat hukuman ringan. Padahal tindakannya tidak sebanding dengan keuntungan mereka yang mencapai triliunan rupiah per tahun.

Sementara itu, Dewan Pembina Komunitas Peternak Ayam-Telur Tradisional Blitar – Kediri Danny Wibisono berharap, pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mampu memberantas praktik oligopoli di sektor industri ayam dan telur.

Dia juga meminta perusahaan-perusahaan cangkang pelaku kartel tersebut bertransaksi seluruhnya di Indonesia, untuk menaikkan pajak negara.

"Kami juga mendorong pemerintah menyediakan cold storage kepada peternak tradisional di daerah penghasil,” kata Danny

Dia mengatakan, pihaknya mendukung pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Sebagai bentuk dukungan, para peternak di Blitar dan Kediri menggalang 70 ton telur ayam untuk membantu perjuangan memenangkan paslon Prabowo-Gibran.

Telur ayam tersebut dikirimkan ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta bertepatan dengan kampanye akbar pasangan Prabowo-Gibran tanggal 10 Februari 2024 untuk dibagikan. “Sebagian kami bagikan kepada warga Desa Deyeng, Desa Ringinrejo dan sekitarnya,” tuturnya. 

Sebelumnya pembagian telur juga dilakukan kepada jemaah pengajian Sabilu Taubah di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II milik Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam pada Senin malam, 29 Januari 2024. Sebanyak 6 ton telur dibagikan kepada jemaah dan masyarakat di lingkungan pondok.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar