24 Maret 2025
16:32 WIB
KLH Libatkan Babinsa Tangani Sampah di Bali
Babinsa harus bisa mengajak warga dan pengusaha di Bali kelola sampah agar bersih dan membudayakan memilah sampah.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Bimbingan Teknis Pengelolaan Sampah bagi Babinsa di Makodam IX/Udayana Denpasar, Senin (24/3/2025). ANTARA/Rolandus Nampu.
DENPASAR - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melibatkan ratusan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk menangani sampah di Bali.
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan, pelibatan Babinsa merupakan langkah-langkah pengurangan dan pemilahan sampah berbasis sumber seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
"Karena mereka tahu persis wilayahnya, tahu persis masyarakatnya,” kata Menteri LH didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni di Makodam IX/Udayana Denpasar, Senin (24/3).
Baca: Sampah Kiriman Di Bali Dari Sungai Di Jawa
Hanif menjelaskan, para Babinsa yang bertugas di desa-desa diharapkan bisa menjadi tauladan dalam rangka mengubah perilaku mengurangi dan memilah sampah di sumbernya.
Dia berharap Babinsa dengan penekanan pada humanisme dapat menjadi partner masyarakat untuk mengolah sampah dari sumbernya. Semakin banyak masyarakat yang memulai gerakan memilah sampah di sumbernya, maka semakin kuat juga budaya mengolah sampah.
Menurut Faisol, Bali merupakan etalase Indonesia di mata internasional, sehingga penanganan sampah menjadi prioritas utama pemerintah.
"Bali ini sangat serius menangani sampahnya, tetapi membangun ini tidak hanya diketuk saja, perlu diberikan bekal edukasi dan informasi," papar Hanif dikutip dari Antara.
Menurut Menteri LH, ke depan penanganan sampah di Bali seperti di Kuta dan Seminyak akan menjadi tanggung jawab TNI juga di bawah komando Pangdam Udayana.
Namun demikian, langkah tersebut tidak menghilangkan upaya pemerintah pusat maupun daerah untuk penanganan sampah.
Karena menurut Faisol, fenomena kapitalisasi sampah bisa menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Semua negara membangun ekonominya salah satunya dari sumber pariwisata. Kemudian, sampah ini dikapitalisasi akan mampu meruntuhkan sendi-sendi pariwisata," kata dia.