12 Juni 2024
12:31 WIB
KKHI Siapkan Skenario Wukuf Jemaah Haji Sakit
Skenario wukuf jemaah haji sakit dengan safarai wukuf atau skema badal oleh PPIH.
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Leo Wisnu Susapto
Umat Islam dari berbagai negara melaksanakan wukuf di Jabal Rahmah, Arafah, Arab Saudi, Selasa (27/6 /2023). Antara Foto/Wahyu Putro A.
JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan safariwukufkan jemaah haji yang sakit dan sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Kita lakukan medical check up untuk jemaah risiko tinggi kesehatan, tujuannya untuk melihat potensi apakah jemaah tersebut mesti safari wukuf, atau mesti diikutkan rombongannya atau mungkin dibadalkan,” papar Liliek dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/6).
Liliek menjelaskan terkait dengan prosesnya, sehari sebelum safari wukuf, petugas akan menjemput jemaah yang ikut safari wukuf di kloter-kloter untuk ditampung di KKHI. Selanjutnya, pada 9 Zulhijah, setelah subuh, jemaah sakit tersebut ditempatkan di bus-bus yang akan membawa ke Arafah.
Kemudian, sekitar jam 10.00 waktu Arab Saudi, jemaah akan diberangkatkan ke Arafah didampingi petugas. Untuk salat Zuhur akan dijamak dengan Ashar, kemudian diberikan khutbah wukuf di bus masing-masing dan setelah prosesi wukuf selesai, jemaah dibawa kembali ke KKHI.
“Jemaah safari wukuf sakit tidak bermalam (mabit) di Muzdalifah, lontar jumrah dan tahapan haji selanjutnya dibadalkan oleh petugas,” ujar Liliek.
Tak hanya bagi jemaah yang sakit saja, PPIH Arab Saudi juga akan melakukan safari wukuf bagi jemaah lanjut usia (lansia) non mandiri dan disabilitas. Untuk melaksanakannya, PPIH telah mengalokasikan 27 jemaah dari setiap sektor, yang bertugas membersamai jemaah yang disafariwukufkan.
Para petugas tersebut nantinya juga akan mengurusi pada jemaah lansia non mandiri dan disabilitas. Mulai dari memandikan, menyuapi, menyiapkan kebutuhannya, hingga membantu kebutuhan individu lainnya.
“Pelaksanaan safari wukuf lansia non mandiri dilaksanakan tanggal 6-17 Zulhijah 1445 H, tujuan kami agar seluruh jemaah dapat terlayani secara maksimal dan dapat menjalani rangkaian ibadah hingga puncak haji nanti,” papar Liliek.
Dia menambahkan, menjelang puncak haji pihaknya meminta jemaah untuk melakukan aktivitas ibadahnya di hotel. Jemaah agar fokus menjaga kebugaran tubuh dengan makan tepat waktu, minum obat rutin bagi yang punya penyakit kronis.
“Bila telah kembali ke hotel setelah bepergian, tolong minum oralit dicampur air, supaya tidak dehidrasi dan untuk mengganti cairan yang menguap saat jemaah di luar,” lanjut Liliek.