Kerusuhan Anti-Imigran Di Inggris, Kemenlu Minta WNI Waspada

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kerusuhan anti-imigran di Inggris. Meski begitu, WNI diminta waspada.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, kerusuhan itu dipicu peristiwa penikaman anak-anak di Southport, utara Liverpool, pada 29 Juli lalu.

Kemudian informasi yang salah beredar di dunia maya memicu kerusuhan yang mengarah pada kerusuhan berbasis anti imigran.

“Kemudian kita kembali mengingatkan kepada seluruh WNI meningkatkan kewaspadaan. Kemudian hindari lokasi kerumunan massa,” tambah Judha, dalam press briefing, di gedung Kemenlu, Jumat (9/8).

Juga meminta hubungi KBRI London jika terjadi situasi kegawatdaruratan. Ia meminta tetap waspada terhadap kemungkinan eskalasi lebih lanjut.

Sebagai informasi, kerusuhan yang dipicu penikaman anak-anak di sebuah kelas tari itu menewaskan tiga anak yang berusia enam, tujuh, dan sembilan tahun. Aksi pelaku juga melukai delapan anak dan dua orang dewasa.

Usai penikaman itu, media sosial Inggris ramai dengan hoaks dan ujaran kebencian yang diarahkan ke imigran dan orang Islam. Aktivis-aktivis sayap kanan Inggris mengklaim pelaku adalah seorang imigran beragama Islam.

Atas kejadian itu, Inggris Raya mengalami salah satu kerusuhan terparah dalam beberapa tahun terakhir sejak pekan lalu. Puluhan kota di Inggris mengalami kerusuhan.

Sebanyak 400 orang telah ditangkap sehubungan kerusuhan di Inggris ini. Jumlahnya diperkirakan akan bertambah seiring demonstrasi yang diprediksi masih akan berlangsung di berbagai tempat.