31 Oktober 2025
10:00 WIB
Kemenkes Upayakan Vaksin Influenza Masuk Program Imunisasi Nasional
Kemenkes menganjurkan masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk mendapatkan vaksin influenza setiap tahun.
Ilustrasi anak perempuan sedang menutup hidung saat bersin. Shutterstock/kornnphoto.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membuat berbagai kajian agar vaksin influenza sebagai bagian dari program imunisasi nasional.
"Vaksinasi influensa sudah ada izin edarnya, bahkan ada yang produk kita sendiri. Tetapi, memang belum masuk ke dalam program imunisasi nasional. Jadi masih dibutuhkan perjuangan," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine di Jakarta, Kamis (30/10) dikutip dari Antara.
Kajian-kajian ini, urai Prima, untuk menilai prioritas penyakit yang harus disediakan vaksinnya, juga untuk mengetahui kesiapan negara untuk memberikan vaksin kepada warganya. Saat ini, ungkap Prima, pelaksanaan vaksinasi influenza masih dilakukan secara mandiri melalui fasilitas kesehatan.
Kemenkes menganjurkan pada masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk mendapatkan vaksin influenza setiap tahun, agar mendapatkan pelindungan spesifik terhadap penyakit tersebut.
"Di samping itu tentu yang tadi untuk meningkatkan daya tahannya, terus kemudian bagaimana pola hidup yang bersih dan sehat tadi, termasuk menghimbau untuk masyarakat Indonesia, kalau memang Anda sedang merasakan atau sedang bergejala, ada batuk, ada mungkin pilek, mohon untuk bisa memakai masker," kata Prima.
Dia menyoroti saat ini tipe influenza yang sedang naik adalah AH3, yang memiliki pola musiman.
Meski tipe AH3 tidak akan berkembang ke ranah pandemi, Kemenkes tetap melakukan langkah-langkah untuk mencegah penyebarannya.
"Jadi yang paling utama adalah tentu kita harus terus bisa memantau dengan sistem surveilans yang kuat agar kita tidak lengah tentunya menata laksana kasus-kasus yang ada," kata Prima.
Dia mengatakan, penguatan surveilans penting, mengingat ada kelompok rentan yang cukup besar, yakni 21,9 juta orang, dan sebanyak 8,5 juta tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
Indonesia, lanjut dia, memiliki sekitar 10 ribu puskesmas, tiga ribu RS, lima ribu praktik dokter, 11 ribu klinik swasta, dan hampir 300 ribu pos pelayanan terpadu. Menurut dia, modal tersebut bisa digunakan untuk memantau situasi influenza di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga menguatkan surveilans di pintu-pintu masuk negara.
"Untuk penanggulangannya sendiri, strateginya itu memang harus komprehensif, mulai dari pencegahannya, kemudian melakukan deteksi dini, lalu melakukan respons, penanganan, dibantu dengan itu untuk menanggulangi penyakitnya, dibantu dengan promosi kesehatan," sambung dia.
Selain itu, Kemenkes juga menciptakan materi-materi untuk komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, misalnya melalui pengendalian faktor risiko dengan ASI eksklusif, peningkatan gizi, tidak merokok, menjaga kesehatan lingkungan, pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
"Menggunakan masker bagi masyarakat yang memang sudah ada batuk, ada flu, pakai masker, kemudian menerapkan etika batuk dan bersin ketika kita berada di tengah-tengah keramaian, lalu memang sudah ada imunisasinya atau vaksinasinya untuk influenza ini," urai Prima.