24 September 2024
15:16 WIB
Kemenkes Ungkap Tantangan Pengendalian Lupus
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini prevalensi penyandang lupus mencapai 1-150 orang per 100.000 penduduk
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Nofanolo Zagoto
Foto ilustrasi penyakit lupus. Shutterstock
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, kurangnya kepedulian masyarakat menjadi tantangan utama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit lupus eritematosus sistemik (LSE). Saat ini, masih banyak masyarakat yang menganggap lupus sebagai penyakit ringan.
"(Masyarakat) sering keliru mengenalinya dan di sisi lain diagnosisnya tidak tepat dan terlambat intervensi," ujar Ketua Tim Kerja Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi (PKGI) Kemenkes, Aries Hamzah, dalam diskusi daring, Selasa (24/9).
Dia menjelaskan, keterlambatan diagnosis itu membuat tingkat keparahan lupus meningkat. Pasien pun terbebani dengan pembiayaan yang mahal dan beban sosial.
Padahal, papar Aries, jika lupus didiagnosis dan ditangani sejak dini, usia harapan hidup pasien lupus tidak akan berbeda dengan populasi umum.
Oleh karena itu, dia pun mengajak masyarakat untuk mengenal gejala dan bahaya lupus. Lalu, melakukan deteksi dini di fasilitas kesehatan maupun deteksi mandiri dengan metode Periksa Lupus Sendiri (SALURI).
"Yang paling penting adalah semua pihak harus ikut serta karena tanpa keberpihakan semua lembaga, profesi, maupun masyarakat, kami yakin program ini tidak akan berjalan efektif," tambah Aries.
Berdasarkan data Kemenkes, sebutnya, saat ini prevalensi penyandang lupus mencapai 1-150 orang per 100.000 penduduk. Angka ini didapat dari sistem surveilans yang kurang maksimal, sehingga angka ril penyandang lupus bisa lebih banyak.
Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), Pande Ketut Kurniari memaparkan, lupus merupakan penyakit autoimun yang sering menyerang perempuan usia muda. Penyakit ini mengenai berbagai sistem organ dan gejalanya menyerupai penyakit lain.
Dia berkata, perempuan muda yang mengalami dua atau lebih gejala lupus perlu waspada. Jika gejala-gejala itu tidak berkaitan dengan penyakit lain, kemungkinan individu itu menderita lupus.
Gejala yang dimaksud meliputi gejala umum seperti kelelahan, demam, dan penurunan berat badan. Lalu, gejala pada kulit seperti munculnya ruam berbentuk kupu-kupu dan fotosensitivitas.
Selain itu, gejala pada sistem pencernaan seperti mual, muntah, dan nyeri abdomen. Kemudian, ada pula gejala anemia, psikosis, kejang, dan lainnya.
"Manifestasi lupus itu bisa terjadi dari ujung rambut sampai ujung kaki," pungkas Pande.