24 November 2023
18:46 WIB
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, penolakan penerapan wolbachia di Bali disebabkan kurangnya sosialisasi.
Seperti diketahui, Senin (13/11) lalu Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya mengatakan, menunda penyebaran nyamuk berwolbachia di Denpasar dan Buleleng karena ada penolakan dari masyarakat. Penyebaran nyamuk berwolbachia ini untuk menangani kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Pelaksanaan di Bali saya liat sosialisasi sampai ke akar rumput itu memang kurang, sehingga masyarakat di sana mungkin belum terinformasi manfaatnya. Tentu perlu dilakukan sosialisasi secara terus-menerus," terang Maxi dalam konferensi pers yang diadakan daring, Jumat (24/11).
Ia juga menjelaskan, penyebaran nyamuk berwolbachia di Bali ditangani oleh donatur. Oleh karena itu, koordinasi dengan dinas kesehatan di lapangan mungkin kurang.
Pakar entomologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Damayanti Buchori menyampaikan, penyebaran nyamuk berwolbachia tanpa sosialisasi yang baik berisiko menimbulkan konflik sosial, class action, dan ketakutan sosial hingga masing-masing 50%. Ini berdasarkan penelitiannya yang berjudul "Risk Assessment on the Release of Wolbachia-Infected Aedes aegypti in Yogyakarta, Indonesia" yang dipublikasikan pada 2022.
"Analisa risiko mengatakan memang isu sosial ini penting sekali, sehingga sosialisasi menjadi kunci," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, teknologi nyamuk berwolbachia bekerja melalui perkawinan. Caranya, nyamuk berwolbachia yang kawin dengan nyamuk normal akan menularkan bakteri wolbachia. Bakteri ini membuat kemampuan nyamuk untuk menularkan virus dengue menurun.
Peneliti wolbachia dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Adi Utarini menambahkan, nyamuk berwolbachia disebar secara imbang antara nyamuk jantan dan betina. Jadi, mereka dapat kawin dan berkembang biak secara alami dengan nyamuk normal di alam.
"Dengan berjalannya waktu, semua nyamuk Aedes aegypti yang ada di alam itu akan digantikan dengan nyamuk Aedes aegypti yang sudah berwolbachia," terangnya.