c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

NASIONAL

19 Juli 2024

16:49 WIB

Kemenkes Sebut 32 Provinsi Berisiko Tinggi Polio

Menurut Kemenkes, 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota berisiko tinggi polio.

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Kemenkes Sebut 32 Provinsi Berisiko Tinggi Polio</p>
<p>Kemenkes Sebut 32 Provinsi Berisiko Tinggi Polio</p>

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio pada seorang anak di Posyandu Kenanga RW 07, Kelurahan Sem pur, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Antara Foto/Arif Firmansyah.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, Indonesia merupakan wilayah berisiko tinggi polio. Hal ini berdasarkan penilaian risiko yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Secara lebih rinci, sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota masuk dalam kategori berisiko tinggi polio.

"Sejak akhir 2022 sampai saat ini telah terjadi beberapa KLB (Kejadian Luar Biasa) polio di Indonesia. Status KLB ini masih belum dicabut karena kasus masih terus dilaporkan," ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, dalam konferensi pers daring, Jumat (19/7) dikutip dari Antara.

Dia menyebutkan total kasus polio yang dilaporkan sejak 2022 berjumlah 12 kasus. Kasus-kasus ini tersebar di delapan provinsi yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan yang terbaru Banten.

Yudhi menyebutkan imunisasi massal polio diperlukan mengingat sebagian besar wilayah Indonesia berisiko tinggi polio dan masih ada kasus polio yang dilaporkan. Imunisasi ini dapat mengoptimalkan kekebalan kelompok sehingga mencegah perluasan penularan polio.

Oleh karena itu, Kemenkes melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). PIN tahap pertama sudah dilaksanakan pada 27 Mei 2024. Sementara itu, PIN tahap kedua akan dimulai pada 23 Juli 2024. Sasaran PIN adalah anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine menambahkan, polio merupakan virus sangat menular yang bisa mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup. Hal ini terutama terjadi pada anak-anak yang belum mendapat imunisasi polio lengkap.

Virus polio dapat masuk ke tubuh melalui air atau makanan yang terkontaminasi tinja yang tercemar virus polio. Ini bisa terjadi jika masyarakat tinggal di lingkungan yang kotor atau tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

Contohnya, buang air besar sembarangan atau mencuci makanan menggunakan air yang tidak bersih.

Meski begitu, Prima menyebut polio dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin ini sudah dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional. Artinya, pemerintah sudah menyiapkan vaksin polio untuk seluruh anak Indonesia tanpa kecuali.

"Semestinya kalau cakupan imunisasi polio rutin kita itu cukup baik, maka enggak ada nih kasus polio ini," pungkas Prima.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar