07 November 2024
12:49 WIB
Kemenkes Mendirikan Pos Kesehatan Untuk Korban Bencana Gunung Lewotobi
Puskris Kemenkes mendirikan fasilitas kesehatan karena 10 fasyankes tak bisa melayani terdampak erupsi.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Tenda pelayanan kesehatan Pusat Krisis Kemenkes untuk warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, NTT. sehatnegeriku.kemkes.go.id.
JAKARTA - Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendirikan pos kesehatan dan memberikan layanan kesehatan bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini dilakukan sembari memantau penyakit yang muncul di kalangan korban terdampak bencana gunung api ini.
Bantuan ini merupakan bagian dari respons tanggap darurat untuk para korban bencana.
Pendirian pos kesehatan diperlukan mengingat sepuluh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) ikut terdampak erupsi. Fasyankes terdampak itu adalah Puskesmas Boru dan delapan unit kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Boru, serta Pondok Bersalin Desa (Polindes) Dulipali.
“Untuk saat ini pelayanan kesehatan di Puskesmas Boru dan delapan unit kesehatan lainnya ditutup,” papar Kepala Puskris Kemenkes, Sumarjaya, melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis (7/11).
Saat ini, lanjut dia, fasyankes yang disiagakan adalah Puskesmas Ilebura, Puskesmas Lewolaga, Puskesmas Lato, dan Puskesmas Demon Pagong. Sementara itu, fasilitas pelayanan rujukan yang disiagakan adalah RSUD Dr Henrikus Fernandez Larantuka.
Puskris mengirim bantuan kesehatan bagi korban erupsi secara bertahap.
Dia memaparkan, bantuan yang dikirim mencakup alat kesehatan, yaitu 20 unit oxygen concentrator, 10.000 masker dewasa, 5.000 masker anak, 500 buah face shield disposable atau pelindung wajah sekali pakai, dan sepuluh kantong jenazah.
Puskris juga mengirim obat-obatan berupa 500 ampul dexamethasone, 1.800 oralit, 20 botol larutan infus glukosa, 1.000 tablet metronidazole, 500 tablet parasetamol, 1.000 tablet ciprofloxacin, 20 botol zinc sulfate sirup, 20 botol natrium chlorida infus, dan 20 botol ringer lactat infus.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi pada Minggu (3/11) pukul 23.57 WITA. Sebanyak dua kecamatan terdampak secara signifikan, yaitu Kecamatan Wulanggitang yang terdiri dari enam desa dan Kecamatan Ilebura yang terdiri dari dua desa.
Data yang dihimpun Kemenkes menyebut, per 5 November 2024 sebanyak sembilan orang dinyatakan meninggal dunia dan 138 orang mengalami luka-luka. Sementara itu, sebanyak 4.436 orang harus mengungsi secara tersebar di 24 lokasi pengungsian.
Merespons bencana ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, sudah meninjau lokasi pengungsian pada Rabu (6/11) pagi. Dia mengatakan, pemerintah menanggung kebutuhan masyarakat selama masa darurat bencana.
"Selama tanggap darurat, kebutuhan dasar akan kita penuhi. Makan, minum, air bersih, tempat berlindung, pakaian, susu bayi, dikasih semua," ujar Suharyanto seperti diberitakan Antara, Rabu (6/11).