10 Oktober 2024
15:19 WIB
Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria
Peta Jalan Eliminasi Malaria untuk mengejar target tidak ada penularan lokal malaria di seluruh kabupaten/kota pada 2030
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Seekor nyamuk hinggap di tubuh manusia. Shutterstock/Kanurism.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria dan Pencegahan Penularan Kembali di Indonesia 2025-2045. Peta jalan ini menjadi acuan dalam upaya eliminasi malaria secara nasional.
"Secara khusus, tujuan yang akan dicapai adalah tidak adanya penularan lokal malaria di seluruh kabupaten/kota pada tahun 2030," ujar Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, dalam acara Peluncuran Peta Jalan Eliminasi Malaria di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Dia melanjutkan, peta jalan ini juga bertujuan mencegah penularan malaria kembali. Ditambah, mengembangkan pendekatan untuk mencegah malaria dengan prinsip one health.
Untuk mencapai tujuan itu, Yudhi menyebut ada beberapa hal yang dilakukan. Di antaranya, menjamin akses terhadap pencegahan dan pengobatan malaria, memperkuat surveilans, hingga melakukan inovasi kesehatan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, menurut data World Health Organization (WHO) sekitar 1,2 juta orang di Indonesia terkena malaria setiap tahunnya. Dari angka itu, kasus kematian akibat malaria mencapai sekitar 100 kasus per tahun.
Dia mengatakan, surveilans harus diperkuat untuk mengatasi hal ini. Dengan surveilans, pengidap malaria dapat dideteksi dan ditangani. Lebih penting lagi, surveilans dapat mencegah penularan malaria.
Oleh karena itu, sebut Budi, kini layanan rapid test malaria sudah tersebar di seluruh puskesmas sebagai upaya surveilans. Sebanyak 10.000 mikroskop untuk mendeteksi patogen penyebab malaria juga disebarkan ke puskesmas.
"Di tataran yang lebih advanced, yang lebih canggih, kita pasang di 514 kabupaten/kota alat deteksi yang lebih canggih namanya laboratorium PCR," tandas Budi.