14 Agustus 2025
12:16 WIB
Kemendikti Harap AS Perbanyak Beasiswa Bagi Indonesia
Berharap beasiswa dari AS lebih banyak, Kemendikti juga incar dari negara lain seperti Australia, Prancis dan Inggris.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi Beasiswa. Shutterstock/dok.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti) mengajak berbagai pihak, terutama lembaga dan institusi pendidikan di Amerika Serikat (AS), untuk berpartisipasi dalam skema pendanaan beasiswa.
Langkah ini diambil mengingat tingginya minat dan jumlah pelamar dari Indonesia untuk melanjutkan studi di AS.
"Amerika menjadi salah satu destinasi pendidikan lanjut favorit, karena kita memahami semua aspek kualitas pendidikannya, yang merupakan salah satu yang terbaik saat ini," urai Mendikti Brian Yuliarto menurut keterangan tertulis, Kamis (14/8).
Hal itu dia sampaikan saat audiensi dengan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) pada Rabu (13/8) dalam rangka penguatan kerja sama dan peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui perluasan akses pemberian beasiswa untuk pendidikan di AS.
AMINEF merupakan organisasi binational yang mengelola program beasiswa Fulbright dan program pertukaran belajar lainnya yang didanai oleh Pemerintah AS dan Pemerintah Indonesia.
"Amerika menjadi salah satu destinasi pendidikan lanjut favorit, karena kita memahami semua aspek kualitas pendidikannya, yang merupakan salah satu yang terbaik saat ini," lanjut Mendikti.
Baca juga: Pesan Penting Bagi Penerima Beasiswa Ke Luar Negeri
Dia menyampaikan, Kemendikti tengah membicarakan kemungkinan kolaborasi untuk program beasiswa. Contohnya dengan Australia yang memiliki banyak lembaga beasiswa seperti antara lain Australia Awards Scholarships (AAS). Juga dengan Prancis, Inggris Raya, dan negara lain.
Melalui audiensi ini, Brian berharap AMINEF dapat menjembatani peluang kolaborasi dengan mitra lain, termasuk pemerintah dan universitas di AS, berupa dukungan tambahan seperti beasiswa atau potongan biaya kuliah (tuition waiver) untuk penerima beasiswa pemerintah Indonesia.
"Dengan anggaran yang sudah relatif tetap, kami ingin menambah jumlah penerima dan menawarkan program ini ke semua negara. Misalnya, jika saat ini kami bisa mengirim 4.500 orang, dengan dukungan tambahan kami berharap dapat memberangkatkan 5.000 hingga 6.000 orang," papar Mendikti.
Sejalan dengan hal tersebut Direktur Eksekutif AMINEF Sandra Hamid menyatakan kesiapan untuk membantu serta membuka peluang kerja sama lain, salah satunya dengan pertukaran tenaga pengajar atau profesor antar kedua negara.
"Dosen Indonesia juga kita kirim ke luar negeri, kita juga punya program untuk itu," papar Sandra.