07 Oktober 2022
18:49 WIB
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya segera merenovasi gedung Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta Selatan.
Yaqut mengatakan, proses renovasi itu harus segera dilakukan dan tidak boleh ditunda, agar proses belajar mengajar di sekolah bisa segera dilaksanakan kembali.
“Hari ini akan kita mulai prosesnya, tidak boleh lagi ditunda agar anak-anak segera belajar,” ujar Yaqut dalam keterangan pers, Jumat (7/10).
Yaqut menyebutkan, banjir yang melanda dan merobohkan bangunan di MTsN 19 tidak terjadi begitu saja. Ada faktor teknis yang menyebabkan musibah ini terjadi. Misalnya posisi madrasah yang berada di cekungan, sehingga etika ada air besar maka tempat ini menjadi tujuan air, dan tembok yang ada tidak bisa menahan laju arus air.
“Saya sudah minta jajaran Kemenag untuk ambil tindakan, ini memerlukan arsitek khusus untuk membangun kembali gedung madrasah yang berada di lokasi seperti ini,” ujar Yaqut.
Yaqut berharap agar kejadian bangunan sekolah roboh ini menjadi kejadian yang terakhir. Dirinya pun telah meminta seluruh jajaran Kemenag untuk melakukan investigasi terhadap bangunan yang ada di bawah naungan Kemenag.
“Jajaran Kemenag sudah bikin tim, setelah Salat Jumat ini, mereka akan rapat pertama kali untuk menindaklanjuti dan mencegah kejadian serupa terjadi,” ujar Yaqut.
Ia menambahkan, selama proses renovasi siswa MTsN 19 Jakarta selatan, tidak akan mengganggu proses belajar mengajar. Pihaknya sudah mengkoordinasikan hal itu dengan MAN 11 Jakarta, madrasah yang paling dekat dengan lokasi musibah, agar membantu meminjamkan ruang belajar untuk anak-anak di MTsN 19 Jakarta Selatan.
Sementara itu, untuk para korban luka-luka dan meninggal, Yaqut telah meminta agar mereka mendapatkan santunan dan bantuan perawatan. Saat ini, para korban sudah ditangani, baik untuk proses pemakaman maupun perawatan di rumah sakit.
Seperti diketahui, hujan deras dan banjir menyebabkan tembok pembatas di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 roboh. Tembok itu menimpa tembok panggung tempat anak bermain. Akibatnya, ada tiga siswa yang wafat dan dua siswa dirawat.