c

Selamat

Rabu, 24 April 2024

NASIONAL

04 Agustus 2021

14:03 WIB

Kelangkaan Vaksin Lantaran Masalah Distribusi

Butuh perlengkapan khusus untuk distribusi vaksin covid-19

Penulis: Herry Supriyatna

Editor: Leo Wisnu Susapto

Kelangkaan Vaksin Lantaran Masalah Distribusi
Kelangkaan Vaksin Lantaran Masalah Distribusi
Personil Brimob mengawal angkutan distribusi vaksin covid-19. ANTARAFOTO / Irwansyah Putra

JAKARTA – Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting mengklaim, stok vaksin habis di sejumlah daerah disebabkan oleh masalah pendistribusian. 

Alex sampaikan, pengiriman vaksin covid-19 ke sejumlah daerah harus dilakukan secara hati-hati. "Hanya masalah distribusi, karena mendistribusikan vaksin tidak bisa pakai mobil biasa, harus pakai mobil khusus. Kalau pakai pesawat, harus dilengkapi dengan kontainer yang baik," kata Alex kepada Validnews, Rabu (4/8).

Selain kehabisan stok vaksin, sejumlah daerah juga mengeluhkan pasokan dosis vaksin dari pemerintah pusat belum memadai. Bahkan, beberapa kepala daerah menyurati Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menambah jumlah stok vaksin.

Data Kemenkes per 30 Juli 2021, ada lima provinsi dengan capaian vaksinasi tertinggi, yaitu Bali, DKI Jakarta, Kabupaten Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Bali mencatatkan capaian vaksinasi dosis pertama sebesar 89,99% dan dosis kedua 24,88%. Vaksinasi dosis pertama di DKI Jakarta mencapai 89,40% dan dosis kedua 31,75%. Kemudian Kepulauan Riau mencatat, vaksinasi dosis pertama sebesar 64,78%.

Lalu, Yogyakarta mencatatkan vaksinasi dosis pertama sebesar 40,14% dan dosis kedua 15,03%. Terakhir, vaksinasi dosis pertama di Sulawesi Utara mencapai 36,07% dan dosis kedua 9,43%. 

Sementara itu, capaian vaksiansi di 23 provinsi lainnya belum mencapai 20% dari target. Bahkan, capaian vaksinasi dosis pertama di Provinsi Lampung belum mencapai 10%.

Kendati demikian, Alex mengaku, kewenangan pendistribusian vaksinasi ada pada PT Bio Farma. Perusahaan pelat merah tersebut menjadi satu-satunya perusahaan yang diberikan kewenangan menjadi distributor vaksin COVID-19.

Oleh sebab itu, kata Alex, Satgas Penanganan Covid-19 masih menunggu laporan dari PT Bio Farma (Persero) soal distribusi vaksin. Dia memastikan, agenda vaksinasi pemerintah tetap sesuai rencana, yaitu menyasar ke sektor publik, mulai dari masyarakat lanjut usia (lansia) hingga anak muda atau remaja.

"Saya memastikan stok vaksin pemerintah banyak atau mencukupi. Apalagi kemarin baru datang vaksin Moderna, AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm," kata dia. 

Indonesia telah mengamankan 174,6 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk dan jadi. Pada Agustus 2021, pemerintah akan menerima kembali 45 juta dosis vaksin covid-19 dari Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.

Meski di sejumlah daerah kekurangan pasokan vaksin, Alex mengimbau agar masyarakat tetap melakukan pendaftaran terlebih dahulu sesuai dengan sentra vaksin terdekat. Ajakan untuk tetap melakukan registrasi, lanjut Alex, utamanya untuk para lansia. 

Selain itu, masyarakat yang sudah divaksin untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan menggunakan sabun). Masyarakat juga diimbau untuk tetap mematuhi aturan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

"Jadi baik masyarakat atau pemerintah harus sama-sama menjaga agar pandemi di Indonesia cepat selesai. Kalau tidak, nanti pandeminya tidak akan terkendali," tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar