c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

NASIONAL

26 November 2021

12:49 WIB

KEHATI Ajak Lestarikan 162 Jenis Bambu Indonesia

Dari 1.439 jenis bambu di dunia, 162 tumbuh di Indonesia

Editor: Leo Wisnu Susapto

KEHATI Ajak Lestarikan 162 Jenis Bambu Indonesia
KEHATI Ajak Lestarikan 162 Jenis Bambu Indonesia
Bambu kuning (Bambusa vulgaris_vitata), satu dari 162 jenis bambu yang tumbuh di Indonesia. kmisfip2.menlhk.go.id

JAKARTA – Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) menggalang dukungan untuk melestarikan 162 jenis bambu yang ada di Indonesia.

Manajer Program Pertanian Yayasan KEHATI, Puji Sumedi Hanggarawati dalam siaran pers, Jumat (26/11) mengatakan, dari 1.439 jenis bambu yang ada di dunia, 162 di antaranya tumbuh di Indonesia.

Puji menuturkan, sejak dulu masyarakat Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai keperluan, termasuk untuk membangun rumah dan sarana transportasi; membuat senjata, alat rumah tangga, hingga alat musik; serta mengolahnya menjadi bahan makanan dan obat herbal.

Ia mencontohkan, bambu telah digunakan untuk membuat alat-alat penangkap ikan, rakit, hingga bangunan rumah adat seperti Rumah Rakit dari Sumatera Selatan, Rumah Adat Baduy di Banten, dan Rumah Adat Honai di Papua.

“Kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari fungsi tanaman bambu, bahkan dari sejak lahir sampai meninggal. Namun, masih sedikit masyarakat Indonesia, termasuk generasi muda, yang memiliki pengetahuan tentang bambu, dari jenis, manfaat, keunggulan, dan perannya dalam menjaga peradaban dan kehidupan manusia,” lanjut dia seperti dikutip dari Antara.

“Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk mengedukasi sekaligus melestarikan tanaman bambu Indonesia,” imbuh dia.

Ia menjelaskan, selain bisa digunakan sebagai bahan konstruksi, makanan, dan obat, tanaman bambu memiliki kemampuan menyerap air dan mengikat tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan tanah longsor.

Menurut Puji, bambu juga bisa menyerap karbon dioksida dengan kapasitas serap 100 sampai 400 ton per hektare (ha) per tahun. Jadi, dapat dimanfaatkan untuk mendukung mitigasi dampak perubahan iklim.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar