16 Juli 2022
10:27 WIB
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Kebersamaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri semakin intens. Kedekatan itu muncul saat isu kedua tokoh tersebut bersitegang.
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai kedekatan itu berarti positif di tengah situasi bangsa yang menghadapi beragam masalah.
“Kebersamaan Presiden Jokowi dan Megawati ini dibutuhkan untuk mengatasi persoalan bangsa,” urai dia ketika dihubungi, Jumat (15/7).
Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, menurut dia seperti menghadapi dampak perang Ukraina-Rusia. Konflik itu berimbas pada naiknya harga bahan pokok, kenaikan harga energi. Lalu, juga ada persoalan resesi ekonomi, seperti bangkrutnya Sri Lanka akibat utang luar negeri yang memengaruhi psikologis rakyat Indonesia.
Menurut Ujang, kemesraan mereka di publik itu juga tak terlepas dari teguran keras Megawati. Yakni, terkait kader yang bermain dua kaki dan bicara soal koalisi 2024.
Menurut Ujang, dari teguran itu, Megawati seolah menilai Jokowi hendak membentuk citra soal kedekatannya dengan dua figur utama PDIP. Dua figur itu adalah Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kedekatan Jokowi pada dua figur itu, lanjut Ujang, sebagai cara dia tak ingin dicitrakan membekingi Ganjar untuk maju berlaga di Pilpres 2024 mendatang.
“Tentu kita ingin melihat episode di mana Megawati dan Jokowi bersatu dan saling mendukung. Kalau bersatu itu hal yang baik, karena mereka satu partai, satu rumah. Mereka harus bersatu daripada Jokowi-nya kanan, Megawati-nya kiri, saya rasa itu tidak bagus,” jelas dia.
Terbaru, kemesraan Jokowi dan Megawati ditunjukan saat Jokowi meresmikan wajah baru Sarinah di Jakarta Pusat. Pada peresmian itu juga dihadiri Puan. Peresmian transformasi Sarinah itu digelar Kamis (14/7).