24 Maret 2025
13:58 WIB
Kebijakan WFA Dorong Arus Mudik Lebih Awal
Pengaruh dari kebijakan pemerintah, work from anywhere terasa. Sudah ada penyebaran-penyebaran arus mudik mulai Jumat (21/3) sampai Senin dan Selasa (23-24 Maret)
Suasana pemudik yang hendak melakukan boarding pada H-7 Hari Raya Idulfitri 2025 di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (24/3/2025). ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira
JAKARTA – Kebijakan pemerintah yang menerapkan work from anywhere (WFA), membuat waktu arus mudik lebih tersebar. Tak heran, sejak Jumat (21/3) atau H-10 Lebaran, aktivitas mudik mulai meningkat.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo memprediksi, puncak arus mudik pada periode libur Lebaran 2025 akan terjadi pada Jumat (28/3). Namun, kebijakan bekerja dari mana saja (WFA) bagi pekerja di instansi pemerintahan dan sejumlah perusahaan, membuat pergerakan masyarakat untuk mudik lebih awal mulai terlihat bahkan 10 hari sebelum Hari Raya Idulfitri.
“Perkiraan puncak arus mudik itu tanggal 28 dan 29 Maret,” kata Didiek saat ditemui di Stasiun Gambir Jakarta, Senin (24/3).
“Artinya apa? Bahwa pengaruh daripada kebijakan pemerintah, work from anywhere itu juga terasa. Sehingga sudah ada penyebaran-penyebaran mulai dari Jumat (21/3) sampai Senin dan Selasa (23-24 Maret), sehingga penyebarannya terasa,” ujar dia menambahkan.
Untuk diketahui, Pemerintah melalui Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025 pada 5 Maret 2025 memperbolehkan pegawai aparatur sipil negara (ASN) untuk bekerja dari mana saja mulai Senin (24/3) hingga Kamis (27/3).
"Memperhatikan antisipasi lonjakan pergerakan masyarakat dalam rangka libur nasional dan cuti bersama Hari Suci Nyepi 1947 dan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, pimpinan instansi pemerintah dapat melakukan penyesuaian pelaksanaan tugas kedinasan Pegawai ASN di lingkungan instansinya melalui kombinasi fleksibilitas dalam pelaksanaan tugas kedinasan di kantor (work from office/WFO) dan pelaksanaan tugas kedinasan dari rumah (work from home/WFH) dan/atau lokasi lain yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah (work from anywhere/WFA)," jelas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini pada SE tersebut.
Pulang Lebih Awal
Sementara itu, dari sisi penumpang, Rani, salah seorang penumpang kereta api yang hendak mudik ke Semarang, Jawa Tengah, mengakui bahwa kebijakan WFA membuatnya bekerja lebih fleksibel meskipun nanti berada di kampung halaman.
“Biasanya saya mudik ke kampung itu mepet Lebaran, H-2, pernah juga H-1. Tapi alhamdulillah karena ada work from home atau work from anywhere ini saya bisa pulang lebih awal, ya,” kata Rani yang merupakan pegawai di salah satu instansi pemerintahan.
Sependapat, Ghea, seorang pekerja di industri kreatif, mengapresiasi langkah pemerintah yang mengadopsi model kerja yang lebih mobile ini pada periode mudik Lebaran. “Ini bagus, ya. Selain bisa pulang lebih awal dan lebih lama di rumah (kampung halaman), kita juga bisa dapat tiket yang lebih murah,” ujar Ghea.
Potensi arus mudik yang terjadi lebih awal, juga diungkapkan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryo Nugroho.
"Karena ada kebijakan Pemerintah yang mengawali lebih awal sudah membuat kebijakan tentang WFA di-timeline, diperkirakan pemudik itu akan terurai dari awal," ujar Agus.
Oleh karena itu, lanjutnya, Markas Besar (Mabes) Polri melaksanakan Operasi Ketupat mulai 23 Maret hingga 8 April 2025, khusus Jawa, Lampung, dan Bali. Untuk daerah lainnya, kata dia, Operasi Ketupat tetap dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2025.
Adapun kebijakan WFA telah diumumkan oleh Pemerintah bisa dilakukan bagi aparatur sipil negara (ASN) sejak 24—27 Maret 2025. Atas hal itu, Kakorlantas memprediksi pergerakan arus mudik bakal dimulai sejak 19 Maret 2025.
"Diperkirakan pada tanggal 22, 21, 20, dan 19 Maret ini sudah mulai masyarakat bergerak mengawali untuk berangkat mudik," katanya.
Meski begitu, dia belum bisa memastikan apakah kebiasaan mudik H-3 Lebaran akan terjadi setelah adanya kebijakan WFA. Hal tersebut akan dipastikan melalui penghitungan lalu lintas (traffic counting) di jalan nasional maupun tol.
Senada, hasil survei dari Lembaga Survei KedaiKOPI mengungkapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) disetujui 83,8 % pemudik untuk kelancaran Lebaran tahun ini.
Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo mengatakan, survei juga menyoroti kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi kepadatan arus mudik.
"Sebanyak 75,7% responden mengetahui kebijakan ini, dan 83,8 =% di antaranya setuju bahwa WFA dapat membantu mengurangi kemacetan. Mayoritas responden menilai WFA bermanfaat untuk mendorong perekonomian di daerah tujuan mudik," ujar Ibnu Dwi Cahyo di Jakarta, Kamis.
Menanggapi survei tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo mengatakan, hasil survei KedaiKOPI memiliki persamaan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub. Salah satunya, ia membenarkan bahwa animo masyarakat untuk mudik saat Lebaran memang cukup besar pada tahun ini. Selain itu, ia menyoroti terkait kebijakan WFA yang ternyata diterima cukup baik oleh masyarakat.
"Ternyata sebagian besar masyarakat sudah memahami masalah kebijakan WFA ini, dan lebih dari itu mereka juga memahami mengapa kebijakan WFA ini dikeluarkan," kata Budi.