c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

25 September 2024

11:15 WIB

KBRI Tokyo Pantau Pascagempa Jepang

Gempa Jepang dengan kekuatan M5,6 menyebabkan tsunami kecil, namun tak berbahaya.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>KBRI Tokyo Pantau Pascagempa Jepang</p>
<p>KBRI Tokyo Pantau Pascagempa Jepang</p>

Ilustrasi gempa. Tampak grafik getaran gempa yang tercatat pada seismograf. Shutterstock/vchal.

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, terus memantau situasi pasca gempa magnitudo (M)5,6 yang menimbulkan tsunami kecil di Pulau Hachijojima, Jepang, Selasa (24/9) pagi.

Direktur Pelindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha memastikan, tidak ada warga negeri Indonesia (WNI) terdampak gempa itu.

“Hingga saat ini (25/9) tidak ada informasi mengenai korban warga setempat maupun WNI,” jelas Judha Nugraha kepada Validnews, Rabu (25/9).

Dia juga menyampaikan, pemerintah jepang sudah mencabut peringatan tsunami.

Dia menambahkan, KBRI Tokyo menyediakan saluran siaga atau hotline untuk dihubungi WNI jika terjadi sesuatu atas peristiwa gempa di Jepang. Hotline KBRI Tokyo yang bisa dihubungi WNI itu adalah +81-80-3506-8612 dan +81-80-4940-7419.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan, gelombang setinggi 50 sentimeter (cm) menerjang Hachijojima sekitar pukul 09.00 waktu setempat, sekitar 45 menit setelah gempa terjadi.

Gempa tersebut, menurut data dari Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) yang dilansir AFP, berpusat di laut dengan kedalaman dangkal sekitar 11,7 kilometer. 

Selain Hachijojima, Pulau Miyakejima juga mencatat tsunami kecil dengan gelombang setinggi 10 cm.

Judha mengatakan, otoritas Jepang juga sempat mengeluarkan peringatan tsunami di Pulau Ogasawara, namun peringatan itu telah dicabut.

Jepang tercatat sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia. Jepang berada di empat lempeng tektonik utama. 

Negara ini rata-rata mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahun. 

Jepang memiliki teknologi konstruksi canggih dan prosedur darurat yang terlatih. Dampak dari sebagian besar gempa ini dapat diminimalisir.

Pemerintah Jepang telah memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa raksasa magnitudo 8-9 dalam 30 tahun ke depan. Gempa itu diperkirakan berdampak besar pada wilayah pesisir Pasifik dan berpotensi mengancam hingga 300.000 jiwa dalam skenario terburuk.

Pada 2011, gempa bumi besar M9,0 terjadi di lepas pantai timur laut Jepang dan menimbulkan tsunami besar. Sekitar 18.500 orang tewas dan menyebabkan bencana nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar