15 Maret 2022
18:18 WIB
PENAJAM - Kasus gigitan nyamuk pembawa penyakit malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tercatat cukup tinggi. Pada awal tahun 2022, di pusat-pusat pelayanan kesehatan wilayah Ibu Kota Negara (IKN) tersebut, masih ada 300 penderita yang ditangani.
"Serangan nyamuk malaria cukup tinggi, tercatat hingga saat ini mencapai 300 kasus," ujar Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo di Penajam, Selasa (15/3).
Ratusan warga yang terdeteksi positif menderita penyakit malaria tersebut, lanjutnya, merupakan hasil laporan penanganan puskesmas yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Data penderita malaria dihimpun dari masing-masing puskesmas di wilayah Penajam Paser Utara, sepanjang tahun ini (2022)," tambahnya.
Namun, ia memastikan penderita yang tertular penyakit malaria didominasi dari daerah luar Kabupaten Penajam Paser Utar. Di antaranya dari wilayah Bongan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser.
Dari hasil analisa, Ponco Waluyo, faktor penyebaran malaria di wilayah Penajam Paser Utara diketahui mayoritas warga tertular dari daerah tetangga.
"Lebih dari 85% kejadiannya di atas Kilometer 42 Jalan Sotek-Bongan, tapi kalau di atas Kilometer 42 itu masuk wilayah Kabupaten Paser," jelasnya.
Masyarakat yang terindikasi positif menderita penyakit malaria tersebut, imbuhnya, terbanyak dari perajin kayu atau pekerja perusahaan perkebunan.
"Warga yang terserang penyakit malaria adalah mereka yang bekerja sebagai perajin kayu di wilayah perbatasan Kabupaten Penajam Paser utara, Paser dan Kutai Barat," ucapnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara sendiri, sambungnya, sudah membagikan kelambu insektisida antimalaria setiap tahun untuk meminimalisir penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut. Kelambu insektisida antimalaria bantuan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes tersebut, dibagikan khusus bagi warga yang tinggal di area atau wilayah perkebunan.
Asal tahu saja, Kabupaten Penajam Paser Utara yang ditetapkan sebagai bagian dari calon ibu kota negara Indonesia yang baru di Provinsi Kalimantan Timur, sempat masuk zona merah endemis malaria.
"Kabupaten Penajam Paser Utara masih zona merah malaria karena tercatat di atas 1.000 kasus, kalau daerah zona hijau di bawah 780 kasus," ujarnya.
Ponco mengatakan, instansinya melatih kader dari koordinator pekerja kehutanan dan perkebunan untuk menekan kasus malaria. Kader tersebut dibekali pengetahuan deteksi dini penyakit malaria dan cara pengobatan. Termasuk jika mengetahui ada pasien akut, harus cepat dibawa ke puskesmas.
"Kami telah melakukan pelatihan terhadap sembilan orang pekerja perkebunan dan kehutanan, serta membagikan kelambu," ujarnya.
Sekadar informasi, di Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 terdata sebanyak 1.125 kasus malaria. Kemudian pada 2019 sebanyak 1.050 kasus, pada 2020 sebanyak 1.364 kasus.
Selanjutnya, kembali mengalami peningkatan pada 2021 menjadi 1.472 kasus, dan sepanjang 2022 telah terdata sebanyak 225 kasus malaria.
"Pada awal tahun ini (2022) pada Januari ditemukan 145 kasus malaria dan Februari ada 80 kasus,” ungkap Ponco.
Lokasi Kemah Jokowi
Asal tahu saja, kawasan kemah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di titik nol IKN pada Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) sudah steril dari malaria, meski daerah itu merupakan endemik malaria.
"Sejak H-5 tim kesehatan sudah berada di lokasi dan langsung aksi di kawasan kemah Presiden Jokowi dan rombongan," ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Tim Kesehatan Kemah Presiden Jokowi di IKN Nusantara dr Jansje Grace Makisurat, di Sepaku, Senin.
Dokter Grace yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten PPU ini melanjutkan, pada H-5 atau lima hari sebelum kedatangan Presiden di IKN Nusantara, pihaknya melepas briket larvasida di kolam-kolam atau lokasi genangan air yang ada di seputar lokasi kegiatan Presiden di IKN.
Bersamaan dengan itu pula atau pada H-5, H- 3, dan H-2 dilakukan fogging pada radius 50 meter hingga 1 kilometer dari lokasi kegiatan presiden dan rombongan. Pihaknya juga telah melakukan rapid diagnostic test (RDT) malaria, yakni pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit malaria, berdasarkan deteksi antigen parasit malaria di dalam darah dengan menggunakan prinsip imunokromatografi.
"Pemeriksaan RDT malaria dilakukan kepada pekerja atau tukang di area perkemahan. Terdapat 32 orang yang telah kami periksa dan hasilnya negatif," ujar Grace yang juga Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten PPU ini.
Pihaknya juga telah menyiapkan ICU mini di tiga titik acara, yakni di area perkemahan, Titik Nol IKN Nusantara, dan di SDN 004 Sepaku yang dijadikan sebagai lokasi vaksinasi.
Grace juga mengaku telah menyiagakan tim kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung (RSUD RAPB) di Posko Titik Nol IKN.
"Kami juga menyiapkan kelambu, menyiapkan tim vaksinator dari Puskesmas Sepaku 1, Puskesmas Sepaku 3, dan Puskesmas Semoi 2, kemudian menyiapkan tim swaber untuk melaksanakan swab PCR bagi petugas di Ring 1," ujar Grace.