c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

05 November 2025

20:16 WIB

Kasus DBD Indonesia Tertinggi Kedua Di Dunia

Menurut data WHO, jumlah kasus DBD di Indonesia hingga September 2025 telah mencapai 119.133 kasus, dengan 495 kematian

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Kasus DBD Indonesia Tertinggi Kedua Di Dunia</p>
<p>Kasus DBD Indonesia Tertinggi Kedua Di Dunia</p>

Ilustrasi seorang menyelesaikan pembuatan mural sosialisasi kewaspadaan terhadap DBD. Antatra Foto/Bayu Pratama S


JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan Indonesia menempati posisi kedua negara dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak tahun ini. Jumlah kasus DBD di Indonesia, hingga September 2025, telah mencapai 119.133 kasus, dengan 495 kematian.

Program Officer of Epidemiologist WHO Indonesia, Endang Widuri Wulandari menyampaikan, kasus DBD secara global mencapai 4.4395.594. Jumlah kematian mencapai 3.178 kasus.

Kasus tertinggi terjadi di Brasil dengan 3,4 juta kasus, dengan 1.657 kasus berakhir dengan kematian. Setelah Indonesia di posisi kedua, ada Kolombia dengan 104 ribu kasus DBD dan 87 kematian.

“Untuk rekomendasi, intinya itu kita menyarankan tetap pemberantasan sarang nyamuk, yang juga kita harus mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat. Jadi pemberdayaan masyarakat dan komunikasi risiko ini sangat penting sekali untuk dapat kita kedepankan,” katanya, dalam dialog daring, Rabu (5/11).

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, beban biaya untuk perawatan pasien DBD diperkirakan bisa mencapai Rp3 triliun dalam satu tahun.

“Belum lagi dengan data karena pasiennya dirawat, nonproduktif, kemudian dihitung menjadi Rp15 triliun per tahun,” katanya.

Plt Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes, Murti Utami mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyusunan rencana aksi nasional untuk mengatasi kasus DBD.

Di samping itu, Kemenkes akan melakukan perbaikan terkait data kasus DBD. Pasalnya, data-data tiap lembaga menunjukkan hal yang berbeda.

Kemenkes juga akan mengembangkan penyebaran nyamuk wolbachia ke berbagai daerah.

“Kita pengembangan teknologi nyamuk wolbachia ini. Sekarang sedang lakukan pengembangan untuk 220 kabupaten/kota. Kita akan mengembangkan lagi, insyaAllah mulai di tahun depan, kita akan mulai untuk 200 kabupaten/kota ke depan,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar