c

Selamat

Selasa, 18 November 2025

NASIONAL

23 Oktober 2023

17:43 WIB

Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi 7 Orang, Semua Di Jakarta

Seluruh pasien (7 orang) terkonfirmasi cacar monyet di Jakarta merupakan laki-laki usia produktif, enam di antaranya merupakan orang dengan HIV dan berorientasi biseksual

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi 7 Orang, Semua Di Jakarta
Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi 7 Orang, Semua Di Jakarta
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. Sumber: Shutterstock/Morrowind

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah menjadi tujuh kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023. Kalau menghitung kasus cacar monyet yang pertama terkonfirmasi pada pertengahan 2022, saat ini telah tercatat delapan kasus cacar monyet di Indonesia.

"Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, melalui keterangan tertulis, Senin (23/10).

Ia merinci, tujuh kasus itu tersebar di daerah Jatinegara (1 kasus), Mampang (1 kasus), Kebayoran Lama (1 kasus), Setiabudi (2 kasus), Grogol Petamburan (1 kasus), dan Kembangan (1 kasus).

Dari data yang dihimpun, seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet merupakan laki-laki usia produktif. Sebanyak 71% di antaranya berusia 25-29 tahun dan 29% lainnya berusia 30-39 tahun. Enam dari mereka merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan berorientasi biseksual.

Para pasien juga diketahui mempunyai faktor perilaku seks berisiko. Mereka merasakan gejala setelah tertular cacar monyet lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi. Gejala ini mencakup lesi dan ruam kemerahan, demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia atau nyeri otot, ruam, hingga sulit menelan.

Saat ini, Maxi menyampaikan, seluruh pasien dalam kondisi stabil. Mereka menjalani perawatan intensif di ruang isolasi beberapa rumah sakit di Jakarta. Mereka akan dirawat hingga luka mengering dengan sempurna.

"Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” terangnya.

Merespons bertambahnya kasus, Maxi menyebut Kemenkes segera melakukan setidaknya tiga upaya penanggulangan, yaitu surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.

Surveilans merupakan upaya penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium. Sedangkan, terapeutik merupakan upaya pemberian terapi simtomatis, penyediaan logistik antivirus, dan pemantauan keadaan pasien.

Adapun vaksinasi rencananya akan dimulai pada besok, Selasa (24/10). Vaksinasi utamanya ditujukan bagi populasi paling berisiko, yaitu laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

Sasaran vaksinasi ini sekitar 447 orang. Lokasi vaksinasi ada di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Mencakup Klinik Carlo dan puskesmas yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. 

Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan jeda waktu empat minggu. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin impor produksi Bavarian Nordic, Denmark, dengan merk dagang JYNNEOS.

Vaksin ini sudah dilengkapi Sertifikat Pelulusan Vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang terbit pada 17 Maret 2023 lalu. Stok vaksin juga dipastikan aman.

"Sebanyak 991 vial vaksin Monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi," tandas Maxi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar