06 Januari 2024
17:36 WIB
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan, pihaknya telah memberikan data sepenuhnya soal kecelakaan tabrakan kereta api di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, sejak peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Jumat (5/1) pagi, di malam harinya bersama Ditjen Perkeretaapian dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus melakukan pendalaman atas kejadian tersebut.
"Dan ini adalah tupoksinya dari KNKT, kami memberikan data sepenuhnya apa yang terjadi dalam kecelakaan itu pada KNKT bersama regulator lainnya termasuk DJKA," kata Didiek di Kantor Pusat PT KAI di Bandung, Sabtu (6/1).
Saat ini, kata Didiek, pihaknya dan juga meminta semua pihak, untuk menunggu beberapa waktu sampai KNKT menyelesaikan hasil investigasinya. "Karena itu wilayah KNKT, ambil waktu sebentar, tiga sampai empat hari nanti, KNKT akan menyampaikan pernyataannya," tuturnya.
Sebelumnya, Investigator Keselamatan Perkeretaapian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Gusnaedi Rachmanas mengungkapkan, pihaknya akan memeriksa perekam data (data logger) perjalanan sampai saksi-saksi atas kejadian tabrakan kereta api di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1).
"Jadi data logger kereta, kemudian data persinyalan, dan keterangan saksi-saksi itu termasuk data-data yang kami himpun dan kumpulkan untuk menjadi satu kesimpulan," ucap Gusnaedi.
Perekam Data
Perekam data itu, dijelaskan Gusnaedi, berada di lokomotif yang mencatat kecepatan, tekanan pengereman dari sarana transportasi tersebut. ”Jadi rekaman-rekaman dari si sarananya. Namun kami lihat dulu apakah ada data loggernya atau tidak," ujar dia.
Sementara perekam data pada persinyalan, kata dia, adalah perangkat terpisah yang juga akan diperiksa oleh KNKT sebagai sumber data dalam pengambilan kesimpulan penyebab kecelakaan.
"Kemudian keterangan saksi-saksi, pokoknya pihak-pihak yang terlibat dalam pengoperasian KA ini proses pelayanan, proses pengoperasian, itu masuk subjek yang kami wawancara, sebagai sumber data yang dibutuhkan," tuturnya.
Adapun saat ini, Gusnaedi mengatakan, KNKT yang menurunkan tiga investigator termasuk dirinya dengan kemungkinan penambahan tim ahli lainnya, masih melakukan proses pengumpulan bukti-bukti faktual tersebut di atas, untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan. Jika setelah proses pengumpulan bukti-bukti faktual ini, lanjut dia, ada temuan yang membutuhkan tindak lanjut dan KNKT akan mengeluarkan rekomendasi segera.
"Jadi rekomendasi segera itu sifatnya segera dilakukan agar bisa mengantisipasi kecelakaan yang lain. Sementara untuk laporan final, sesuai aturan maksimal satu tahun sejak kejadian," tuturnya.
Seperti diketahui, kecelakaan kereta api terjadi antara Kereta Api Turangga (Surabaya-Bandung) dan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka) di petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1) sekitar pukul 06.00 WIB.
Dalam kecelakaan ini, PT KAI melaporkan ada empat korban meninggal dunia, yang terdiri atas masinis, asisten masinis pramugara, dan Polsuska yang tengah bertugas di kereta. Kemudian, sedikitnya 33 orang mengalami luka-luka dan dibawa ke empat rumah sakit terdekat yakni RSUD Cicalengka, Rumah Sakit Edelweis, Rumah Sakit AMC, dan RS Santosa untuk mendapat perawatan.