08 April 2023
15:59 WIB
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Pakar Pemilu Nasional, Ferry Daud Liando, menilai proses pencalonan calon legislatif dari partai politik (parpol) masih buruk. Salah satu yang jadi indikasi penyebab, yaitu buruknya kinerja kaderisasi parpol yang berimbas pada rekrutmen serta pencalonan.
Menurutnya, selama ini parpol lebih sering merekrut kader yang sudah memiliki pengalaman di luar parpol. Padahal, kaderisasi parpol seharusnya mempersiapkan calon legislatif (caleg) jauh dari pencalonan.
"Harusnya kader yang jadi caleg itu disiapkan dari jauh hari. Jadi ada proses pembinaan dan pelatihan terlebih dahulu," ujar Ferry dalam webinar Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Sabtu (8/4).
Ia menjelaskan, upaya kaderisasi parpol yang maksimal diyakini bisa mengurangi buruknya kualitas caleg. Harapannya proses kaderisasi dan pelatihan bisa meningkatkan mutu dan kompetensi para calon anggota DPR ataupun DPRD.
"Kalau sekarang kita lihat banyak anggota DPR yang tidak paham hukum atau fungsi anggaran. Itu harusnya disiapkan parpol sebelum pemilu," beber Ferry.
Di sisi lain, Ferry memandang proses buruknya kaderisasi parpol ini juga membuat tingkat kritis anggota legislatif lemah. Fungsi tugas seperti kontrol terhadap eksekutif malah tidak terlihat dari para anggota legislatif.
Hal ini diperparah proses seleksi yang dinilai Ferry sama buruknya karena tidak ada transparansi dan uji publik sebelum dicalonkan menjadi caleg. Imbasnya masyarakat tidak mengetahui kualitas dari para calon yang akan dipilih.
"Kerangkanya jelas ini karena parpol gagal melakukan kaderisasi. Maka kami mendorong peningkatan kaderisasi dan rekrutmen serta pencalonan," tutur Dosen Ilmu Politik dan Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi ini.