c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

09 Oktober 2024

18:25 WIB

Jumlah Guru Pembimbing Khusus Masih Kurang

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) per Desember 2023, hanga sekitar 14,83% satuan pendidikan formal dan kesetaraan yang memiliki guru pembimbing khusus

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Jumlah Guru Pembimbing Khusus Masih Kurang</p>
<p>Jumlah Guru Pembimbing Khusus Masih Kurang</p>

Sejumlah anak berkebutuhan khusus. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan, pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, jumlah guru pembimbing untuk peserta didik berkebutuhan khusus masih kurang.

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) per Desember 2023, sebanyak 40.164 satuan pendidikan formal dan kesetaraan memiliki peserta didik berkebutuhan khusus. Namun, hanya 5.956 atau sekitar 14,83% satuan pendidikan yang memiliki guru pembimbing khusus.

"Diperlukan upaya kolaboratif yang erat untuk mengatasi hambatan dan tantangan ini dan kita bisa menciptakan bersama-sama suatu sistem pendidikan yang lebih inklusif," ujar Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad Akbar, dalam webinar Pendidikan Inklusif, Rabu (9/10).

Dia melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kurangnya guru pembimbing khusus adalah meluncurkan modul pelatihan Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif tingkat dasar. Modul ini dapat diakses melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru dan tenaga kependidikan nonpendidikan khusus dalam melayani peserta didik berkebutuhan khusus. Harapannya, semua guru, baik yang menempuh pendidikan khusus ataupun tidak, paham cara melayani peserta didik yang memiliki kebutuhan beragam.

Tak hanya itu, kata Winner, modul pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan pengembangan keprofesian. Tujuan akhirnya, pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan dapat terwujud.

"Saya mengajak kepada seluruh bapak-ibu untuk dapat mengakses (modul) Pelatihan Berjenjang Pendidikan Inklusif yang terdapat di PMM," pungkas Winner.

Dikutip dari laman resmi Direktorat SD Kemendikbudristek, topik yang dibahas dalam modul Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif tingkat dasar fokus pada keragaman peserta didik.

Topik pertama, guru dan pendidik diajak untuk memahami keragaman peserta didik. Topik kedua, guru dan pendidik diharapkan mampu merespons kebutuhan seluruh peserta didik tanpa terkecuali. Topik terakhir, kolaborasi guru dan pendidik dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar