02 Februari 2024
16:53 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak berani menyebut hal yang terkait angka lantaran pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah dekat. Hal itu disampaikannya usai mendengar sambutan Ketum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas, yang banyak menyinggung angka 2.
"Karena sudah mendekati sudah sangat dekat pemilu, saya tidak berani menyinggung masalah angka. Saya juga tidak akan menyinggung Pak Kapolri dan Pak Panglima TNI yang namanya sudah disinggung Pak Ketum GP Ansor," kata Jokowi saat membuka Kongres Ke-XVI GP Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/2/2024).
Jokowi menuturkan persoalan angka sangat sensitif menjelang pemilu. "Minta tanggapan yang berbicara, jangan saya, sensitif sekarang urusan angka," tutur Jokowi.
Sebelumnya, Ketum GP Ansor dalam sambutannya banyak menyinggung angka 2. Hal tersebut pun mengundang kericuhan peserta Kongres.
"Kita matur (bicara) ke Pak Presiden hanya dua hari sebelum pelaksanaan kongres ini. Beliau langsung mengiyakan. Izinkan kami laporkan pelaksanaan Kongres GP Ansor dilaksanakan pada tanggal 2 bulan 2 tahun 2022, oh iya tambah 2 jadi 2024. Maaf," kata Yaqut.
Gus Yaqut -begitu biasa disapa -menjelaskan, pelaksanaan Kongres XVI Ansor dilaksanakan di dua tempat yakni di darat dan laut. "Luar biasa Bapak melewati dua pelabuhan mulai Tanjung Priok sampai Tanjung Emas," tuturnya.
Gus Yaqut mengungkapkan pelaksanaan Kongres telah disetujui semua anggota dan menemukan tanggal yang sangat bagus.
"Hari 2 tanggal 2 ini Jumat Wage, kalau nggak salah nilainya 10. Itu sempurna bapak. Kami gagas Kongres ini lewati dua tempat, daratan dan lautan. Ada beberapa pertimbangan-pertimbangan geostrategis. Indonesia di antara dua benua Asia dan Australia dan dan dua samudera, Hindia dan Pasifik. Ini penting kita wujudkan visi poros maritim dunia," ujarnya.
Tidak hanya menyebut angka yang serba dua, Gus Yaqut juga memelesetkan nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
"Yang kita banggakan, dua garda terdepan bangsa, Pak Kapolri kemarin di acara harlah (NU) itu disebut Pak Listyo Sigit Prabowo, izinkan saya menyebut sekarang pak Kapolri pak LS Prabowo," kata Gus Yaqut yang langsung disambut tepuk tangan peserta Kongres.
"Panglima TNI yang kita muliakan, yang gagah luar biasa, Pak Agus Subiyanto. Di Muktamar disebut begitu, izin Pak, kalau di sini akan kami panggil pak A. Subiyanto," sambungnya, lalu disambut tepuk tangan peserta.