c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

22 Maret 2024

15:28 WIB

Jokowi: Banjir Demak Diatasi Lewat Perbaikan Tanggul Hingga Geser Awan

Intensitas hujan yang esktrem itu memicu sejumlah infrastruktur tanggul jebol dengan lebar kebocoran yang bervariasi

Jokowi: Banjir Demak Diatasi Lewat Perbaikan Tanggul Hingga Geser Awan
Jokowi: Banjir Demak Diatasi Lewat Perbaikan Tanggul Hingga Geser Awan
Pekerja mengoperasikan alat berat saat melakukan perbaikan tanggul Sungai Wulan yang jebol di Desa Ketanjung, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Jumat (22/3/2024). Antara Foto/Yusuf Nugroho

JAKARTA – Untuk menangani bencana banjir yang dipicu hujan ekstrem di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, pemerintah menempuh sejumlah cara. Di antaranya dengan melakukan penambalan tanggul jebol hingga menggeser awan.

"Ya ini memang hujannya sangat ekstrem, karena hujan ekstrem itu 150 milimeter, yang di sini sudah 238 milimeter. Sangat ekstrem sekali," kata Presiden Jokowi usai meninjau korban banjir di SMK Ganesa, Demak, Jumat (22/3).

Presiden Jokowi mengatakan, intensitas hujan yang esktrem itu memicu sejumlah infrastruktur tanggul jebol dengan lebar kebocoran yang bervariasi. Menurutnya, tanggul tersebut jebol disebabkan kapasitas tampung sungai melampaui ambang batas normal.

"Tapi tadi malam yang lebar itu, yang jebol 15 meter, tadi malam jam 1 sudah ditutup, selesai dikerjakan selama empat hari berturut-turut siang malam," tuturnya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bob Arthur Lombogia menuturkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia berhasil menutup tanggul kiri Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, yang jebol. Dengan begitu, air sungai tidak lagi masuk ke permukiman warga.

"Perbaikan tanggul jebol sudah dimulai sejak Senin (18/3) dengan menerjunkan sejumlah alat berat. Bahkan, sebelum tanggul jebol sudah ada personel di tanggul," kata ditemui di sela-sela meninjau pengerjaan tanggul kiri Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jumat.

Upaya penutupan tanggul jebol, kata dia, memang menghadapi kendala karena kedalaman air di lokasi tanggul jebol lebih dari 8 meter, sehingga upaya pemasangan menggunakan tiang pancang berukuran 6 meter hilang. Akhirnya, imbuh dia, harus didatangkan tiang pancang lebih panjang dengan ukuran 9 meter, baru bisa dimasukkan untuk penutupan tanggul.

"Hal itu yang menyebabkan agak lama. Akhirnya penutupan baru bisa dilakukan pada Kamis (21/3) malam harinya. Sehingga ada harapan genangan banjir bisa kering karena debit air sungai masih di atas 100 kubik," ujarnya.

Penutupan tanggul jebol tersebut melibatkan belasan alat berat. Di antaranya ada sembilan excavator standar, amphibious excavator (ekskavator yang bisa beroperasi di atas sungai), serta loader.

Sekadar informasi, tanggul Sungai Wulan yang jebol panjangnya mencapai 30 meter atau lebih panjang dibandingkan jebolan bulan Februari 2024 yang mencapai 40-an meter di dua lokasi. Tanggul jebol tersebut diupayakan ditutup terlebih dahulu sesuai elevasi air.

Sedangkan penimbunannya hingga sesuai ketinggian tanggul kanan dan kirinya ditargetkan dalam waktu enam hingga tujuh hari. Upaya mengurangi genangan banjir juga dilakukan dengan menyiapkan 17 unit mesin pompa penyedot air dengan kapasitas 500 liter per detik.

Geser Awan
Selain menutup tanggul jebol, lanjut Presiden Jokowi, pemerintah melalui Tim Modifikasi Cuaca (TMC) berupaya menggeser kumpulan awan ke arah laut untuk mengurangi hujan di Kabupaten Demak dan sekitarnya. Sementara sisa genangan air yang menyergap kawasan terdampak banjir akan disedot menggunakan pompa untuk mempercepat proses surut.

"Ini sudah turun dari dua meter. Tadi mendapatkan laporan hampir semuanya sudah setengah meter, 50 cm. Tapi apapun itu, tetap mengganggu aktivitas warga sehingga yang ketiga nanti akan lakukan pemompaan," ucap Jokowi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kondisi banjir yang melanda Kabupaten Demak memicu enam tanggul pembatas aliran sungai jebol. Situasi itu mengakibatkan 24.436 warga terdampak banjir harus sebab air menggenangi tempat tinggal mereka hingga Kamis (21/3)

Presiden Jokowi menyebut kejadian tanggul jebol itu merupakan kali kedua terjadi setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berhasil menangani penutupan kebocoran tanggul yang pertama.

"Waktu yang pertama Kementerian PUPR juga langsung, detik itu juga mengerjakan selama tiga hari penuh, kemudian tertutup, kemudian jebol yang kedua," ungkapnya.

Khusus kejadian kali kedua tanggul jebol itu, Presiden Jokowi menyebut proses penanganannya dilakukan siang hingga malam agar segera tertutup. "Memang hujannya, intensitasnya, sangat tinggi sekali," serunya.

Bangunan Rusak
Selain tanggul, Jokowi pun meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengecek bangunan yang rusak akibat banjir yang dipicu hujan ekstrem di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

"Nanti Kementerian PU biar cek di lapangan dengan BNPB," kata Jokowi.

Sementara soal lahan yang rusak, Presiden Jokowi mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan bibit tanaman baru untuk mengembalikan lingkungan terdampak. "Termasuk yang tanamannya rusak nanti akan diberi bibit lagi dari Kementerian Pertanian," ucap Presiden Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan curah hujan yang ekstrem, sedimentasi sungai, hingga alih fungsi lahan, turut menjadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Demak. Selain jebolnya tanggul karena cuaca ekstrem, menurut dia, pengendapan di sungai atau sedimentasi juga dipicu karena banyaknya tanaman yang ditebang sehingga menyebabkan terjadinya banjir bandang.

"Semua sungai itu problemnya selalu sedimentasi. Kenapa itu terjadi karena juga tidak dihambat di hulunya, tanaman-tanaman yang banyak ditebang. Problemnya semua di situ. Kalau tidak terjadi banjir bandang, ya banjir," kata Presiden.

Presiden Jokowi juga menyoroti alih fungsi lahan dengan pembalakan liar. Ia meminta adanya upaya pencegahan alih fungsi lahan.

Sebagai upaya jangka panjang, Presiden Jokowi meminta agar pemerintah daerah (pemda) setempat dapat melakukan reboisasi dan penghutanan kembali, lahan yang sudah beralih fungsi.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar