07 September 2023
15:49 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Rikando Somba
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta pada Kamis, (7/9). Di salah satu agenda pertemuan, Jokowi menekankan ASEAN-India memiliki potensi kerja sama yang besar dalam ekonomi biru, termasuk meminimalkan kejahatan di laut,.
"Melihat potensi besar Samudera Hindia yang menghubungkan 33 negara, dengan 2,9 miliar jiwa dan seperlima GDP dunia di 2025, di mana potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, konektivitas maritim, dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan," kata Jokowi.
Karenanya, Jokowi menekankan pentingnya menanggulangi kejahatan maritim seperti perompakan, narkotika dan lainnya.
Menurut dia, potensi besar tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendorong kerja sama maritim.
"Kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi, seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, termasuk illegal unregulated unreported (IUU) fishing (penangkapan ikan ilegal). ASEAN dan India harus mampu jadikan lautan sebagai a sea of cooperation, bukan a sea of confrontation," ungkapnya.
Di samping itu, Jokowi mengajak para pemimpin untuk terus menjaga stabilitas dan kedamaian kawasan agar dapat menjadikan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
"Harus terus dijaga stabilitasnya dan kedamaiannya dengan menghormati hukum internasional, mendorong habit of cooperation, dan bangun arsitektur kawasan yang inklusif. Ini adalah kunci untuk wujudkan kawasan yang mampu menjadi epicentrum of growth," ujarnya.

Peran Asia-Pasifik
Dalam kesempatan yang sama, Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi mendukung penuh ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). "India sepenuhnya mendukung sentralitas ASEAN dan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. ASEAN juga mempunyai peran penting dalam inisiatif Indo-Pasifik India," kata Modi.
Sebelumnya, Bangladesh, sebagai ketua Asosiasi Negara Samudera Hindia (IORA), yang merupakan tetangga India, juga mendorong pengembangan ekonomi biru untuk memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.
"Tujuan utama kami adalah menjadi negara yang modern, dinamis, dan sejahtera secara ekonomi," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh A.K. Abdul Momen dalam Upacara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Asosiasi Negara Samudera Hindia (IORA), di Jakarta, Senin. Upacara penandatanganan tersebut diadakan dalam rangkaian acara Pertemuan Puncak (KTT) ke-43 ASEAN yang digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Dalam sambutannya, Menlu Bangladesh itu mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sektor ekonomi biru seperti pelabuhan, perkapalan hingga budidaya kelautan, perikanan, pembuatan kapal hingga daur ulang kapal, hidrokarbon hingga bioteknologi kelautan, pariwisata maritim hingga pendidikan maritim, semuanya sedang berkembang.
"Seluruh sektor maritim yang potensial sedang dikembangkan, dipelihara dan direncanakan untuk menjamin pemanfaatan sumber daya maritim secara baik," katanya.
Pengembangan itu dilakukan mengingat sebagian besar kawasan Indo-Pasifik berupa lautan, yang menyimpan banyak cadangan makanan dan sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat dunia.
Untuk memacu pengembangan itu lebih lanjut, Menteri Momen menyampaikan dorongan tersebut dalam upacara penandatanganan kerja sama ASEAN-IORA.
Pada kesempatan itu, dia mengingatkan semua pemangku kepentingan untuk segera mengambil tindakan yang ambisius dan terpadu guna mempercepat implementasi dari salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 14, yaitu pelestarian dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.