c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

10 September 2025

17:57 WIB

JK Sebut Tantangan Jakarta Adalah Disparitas

Disparitas Jakarta karena ada orang terkaya, namun ada juga penduduk yang miskin tinggal di kota ini.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>JK Sebut Tantangan Jakarta Adalah Disparitas</p>
<p>JK Sebut Tantangan Jakarta Adalah Disparitas</p>

Sejumlah warga menikmati pemandangan kota Jakarta dengan menumpang bus tingkat wisata Transjakarta. Antara Foto/Prabanndaru Wahyuaji.

JAKARTA - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan tantangan besar yang dimiliki Jakarta sebagai kota yang besar adalah tentang disparitas.

"Di Jakarta ini, orang terkaya di Indonesia ada di Jakarta. Dan mungkin juga orang miskin terbanyak," kata JK dalam acara pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI DKI Jakarta periode 2025-2030 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (10/9) dikutip dari Antara.

Menurut dia, Ibu Kota bukan hanya menjadi tempat tinggal orang-orang terkaya di Indonesia, tapi juga dihuni warga dengan tingkat ekonomi terendah.

JK menilai kondisi tersebut membuat variasi sosial di Jakarta sangat tajam sehingga diperlukan upaya lebih serius untuk mencegah dampak buruk kesenjangan.

Untuk itu, lanjut JK, PMI juga memiliki peran penting dalam membantu masyarakat, khususnya mereka yang kesulitan.

Mulai dari korban bencana, warga yang membutuhkan donor darah, hingga kelompok miskin di perkotaan.

"PMI harus berjuang. Bukan hanya dalam batas-batas itu, harus bekerja untuk keselamatan dan kebaikan untuk kita," kata Wakil Presiden ke-10 (2004–2009) dan ke-12 (2014–2019) ini.

Baca juga: Pemprov Jakarta Buat Strategi Menurunkan Angka Kemiskinan

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung juga mengatakan bahwa tantangan terbesar Ibu Kota saat ini bukan lagi pembangunan infrastruktur, melainkan persoalan kesenjangan sosial.

Menurut dia, hampir semua indikator pembangunan Jakarta menunjukkan tren baik, kecuali gini ratio atau disparitas.

"Persoalan di Jakarta, hampir semua indikatornya baik, kecuali satu, yaitu disparitas. Gini rasionya naik, dari 0,34, naik sedikit," kata Pramono.

Pramono pun menekankan pihaknya secara bertahap memberi bantuan bagi warga tidak mampu. Salah satunya melalui program KJP, KJMU, hingga pemutihan ijazah.

"Saya sudah minta kepada jajaran, jangan ada pengurangan untuk KJP, KJMU, pemutihan ijazah. Itu semua untuk warga yang memang tidak mampu," kata Pramono.

Menurut Pramono, pembangunan fisik di Jakarta akan berjalan dengan sendirinya. Namun, yang lebih mendesak adalah mengatasi kesenjangan sosial di lapisan masyarakat.

"Problem Jakarta itu bukan Sudirman, Thamrin atau Gatot Subroto. Problem utamanya ada di gang-gang atau di tempat-tempat warga yang tidak beruntung," ujar Pramono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar