c

Selamat

Sabtu, 11 Mei 2024

NASIONAL

21 Oktober 2021

15:36 WIB

Jangan Abaikan Literasi Digital Bagi Lansia

Jangan hanya fokus pada usia produktif. Lansia tetap diperhatikan

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Leo Wisnu Susapto

Jangan Abaikan Literasi Digital Bagi Lansia
Jangan Abaikan Literasi Digital Bagi Lansia
Ilustrasi lansia. Ist

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, pentingnya inklusi digital bagi lansia untuk menciptakan generasi emas 2045.

Muhadjir menjelaskan, untuk menciptakan generasi Indonesia Emas 2045, pemerintah tidak boleh hanya fokus mengurus usia produktif. Namun, tetap memperhatikan warga lanjut usia. 

Terlebih, di era transformasi digital ini penting untuk menyediakan akses dan partisipasi di dunia digital bagi semua kelompok umur termasuk lanjut usia. Hal ini harus dilakukan agar usia lansia tetap dapat produktif dan bersaing dengan generasi muda di dunia kerja. 

"Untuk itu, perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya inklusi digital bagi lansia dan sekaligus memberikan perlindungan dari dampak yang ditimbulkannya," ungkap Muhadjir dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (21/10).

Muhadjir menyebutkan, seluruh kalangan masyarakat termasuk lansia perlu terus beradaptasi dalam era kemajuan teknologi digitalisasi ini. Hal ini juga harus didukung pemerintah dengan membangun sistem informasi keanggotaan yang dapat mengakses informasi layanan-layanan yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat.

“Membangun manusia itu dari yang hulu sampai ke hilir. Dalam siklus pembangunan manusia, mulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan hingga post-produktif atau usia 65 tahun harus dipersiapkan betul-betul untuk mencapai cita-cita Indonesia di 2045,” tambah Muhadjir seperti dia sampaikan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) ke-XIV tahun 2021.

Dalam kesempatan yang sama, Muhadjir juga menyinggung era bonus demografi. Penduduk usia produktif nantinya akan menanggung beban mereka yang berusia lansia.

Mengingat jumlah penduduk usia produktif akan jauh lebih banyak daripada yang nonproduktif. Tantangannya, adalah bagaimana menyiapkan mereka agar juga mampu menjadi angkatan kerja yang produktif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2021 sebanyak 139,81 juta orang atau naik 1,59 juta orang dibanding Agustus 2020. Hanya, imbuh Muhadjir, setiap tahun juga terdapat 3,8 juta yang lulus dari SMA, SMK, ataupun MA serta 1,9 juta lulus dari perguruan tinggi.

Ia mencontohkan, salah satu negara yang wajib di ikuti oleh Indonesia yaitu negara Jerman, di mana struktur industrinya sudah sangat mapan. Jadi, saat ada lulusan sejuta anak Jerman yang mau memasuki dunia kerja maka ada sejuta yang mau pensiun. 

Ia pun mendorong Indonesia juga melakukan hal yang sama agar tidak ada pengangguran di usia produktif.

“Saat ini di Indonesia begitu ada lulusan 3 juta yang cari kerja, yang pensiun belum ada tentu ini akan berat untuk lulusan baru,” tambah Muhadjir.

Untuk itu, Muhadjir menyarankan, selain harus melakukan ekspansi di bidang industri terutama padat karya, pemerintah juga harus mempersiapkan semua generasi termasuk lansia agar siap menghadapi tantangan zaman. Pemerintah juga harus segera menyiapkan skema pensiunan yang disesuaikan dengan jumlah lulusan angkatan kerja setiap tahunnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar