c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

11 Juni 2025

18:37 WIB

Jakarta Pakai AI Untuk Urai Kemacetan

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, pemantauan dan pengaturan lalu lintas di Jakarta telah menggunakan teknologi intelligent traffic control system (ITCS) 

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Jakarta Pakai AI Untuk Urai Kemacetan</p>
<p>Jakarta Pakai AI Untuk Urai Kemacetan</p>

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo saat dijumpai di Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.


JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta hingga saat ini sudah menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam pengaturan lalu lintas, termasuk untuk memantau dan menangani kemacetan di Jakarta.

“Yang digunakan adalah intelligent traffic control system (ITCS),” kata Gubernur Jakarta Pramono Anung di Kantor Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Abdul Muis, Jakarta Pusat, seperti dilansir Antara, Rabu (11/6).

ITCS adalah sistem yang dirancang untuk mengelola dan mengendalikan arus lalu lintas secara lebih efisien. Sistem ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas berdasarkan kondisi nyata di lapangan, seperti jumlah kendaraan yang melintas dan waktu tempuh kendaraan di persimpangan.

ITCS biasanya melibatkan penggunaan sensor dan perangkat lunak yang dapat menganalisis data lalu lintas secara tepat waktu.

Sistem ini juga sering terintegrasi dengan berbagai teknologi lain seperti kamera pemantau dan sistem komunikasi untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan responsif terhadap perubahan kondisi lalu lintas.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo, Pramono yakin sistem pengaturan dengan ITCS sangat baik. Namun, CCTV yang baru dimiliki, hanya 65 dari 321 yang dibutuhkan.

“Maka saya minta untuk secara bertahap kita rencanakan untuk memenuhi kebutuhan itu karena dengan hanya baru 65 saja secara signifikan sudah bisa dirasakan publik,” kata Pramono.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, akan menugaskan sebanyak 25 orang untuk mengawasi CCTV yang sudah ada.

“Sehingga tidak ada kekosongan monitoring terhadap seluruh kamera yang ada di lapangan,” kata Syafrin.

Selain itu, disediakan pula pusat layanan (call center) yang juga terkoneksi langsung dengan manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management/CRM). Oleh karena itu, kata Syafrin, penanganan setiap keluhan masyarakat ditargetkan sudah harus selesai dalam tiga jam.

Tingkat kemacetan (congestion level) Jakarta saat ini, berdasarkan TomTom Traffic Index, rata-rata sekitar 30% pada sistem jalan di area metro Jakarta. Artinya, rata‑rata waktu tempuh meningkat sekitar 30% dibandingkan waktu yang ideal tanpa kemacetan.

Waktu perjalanan juga menunjukkan, untuk jarak 10 kilometer rata‑rata diperlukan waktu sekitar 23–25 menit. Angka ini adalah angka rata‑rata harian. Sedangkan pada jam‑jam puncak pagi (sekitar jam 07.00–09.00) dan sore (17.00–19.00) biasanya jauh lebih tinggi, bahkan bisa mencapai kemacetan paling parah.

TomTom Traffic Index adalah sebuah laporan tahunan dan layanan berbasis floating car data (FCD) yang mengukur tingkat kemacetan secara serempak pada lebih dari 500 kota di seluruh dunia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar