25 Juli 2025
17:49 WIB
Istana Pastikan Pantau Keamanan WNI Di Manca Negara
Pemerintah Indonesia pantau WNI di Thailand dan Vietnam. Sudah ada mitigasi untuk menyelamatkan WNI pada saat terburuk di luar negeri.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/7/2025). ANTARA/Andi Firdaus.
JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menerangkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus memantau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dalam keadaan aman. Termasuk WNI yang tinggal di negara yang tengah berkonflik seperti Thailand dan Vietnam.
“Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk menghadapi kemungkinan terburuk,” urai Prasetyo di Istana Merdeka Jakarta, Jumat :25/7) dikutip dari Antara.
Prasetyo menguraikan, pemerintah berupaya memantau langsung situasi di lapangan. Lalu, membuka saluran komunikasi dengan para WNI, serta penyampaian informasi penting terkait keamanan mereka.
“Tapi, yang paling penting adalah bagaimana kita memastikan warga negara yang tinggal di sana itu aman. Jika terjadi sesuatu, itu sudah kita siapkan mitigasi-mitigasinya,” ujar dia.
Prasetyo yang juga Juru Bicara Presiden menekankan, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar segala langkah mitigasi disiapkan secara matang.
Pemerintah berharap eskalasi konflik tidak meningkat lebih jauh, karena dampak dari konflik tersebut bukan hanya bersifat regional, tetapi juga berpotensi memengaruhi situasi global, termasuk Indonesia.
“Tentunya, kita tidak berharap eskalasi akan meningkat, karena sekali lagi itu akan berdampak secara global, termasuk akan berdampak ke negara kita,” tegas Mensesneg.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas menyusul bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan yang disengketakan pada Kamis (24/7), yang menewaskan belasan orang.
Konflik yang telah berlangsung selama hampir satu abad ini kini mengalami eskalasi serius. Thailand menutup perbatasannya, sementara Kamboja memutuskan hubungan diplomatik dengan menuduh Thailand menggunakan kekuatan berlebihan.
Situasi itu dilatarbelakangi konflik perbatasan kedua negara dimulai sejak Juni 2008 akibat sengketa terhadap Kuil Preah Vihear yang terletak antara distrik Kantharalak di provinsi Sisaket dan distrik Choam Khsant di provinsi Preah Vihear. Thailand mengklaim demarkasi belum selesai untuk wilayah luar kuil.