12 Agustus 2022
12:18 WIB
JAKARTA – Indonesia Power kembali membuktikan, material abu sisa pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau Fly Ash Bottom Ash (FABA), bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. Kali ini, melalui PLTU Banten 2 Labuan Operation Maintenance Services Unit (OMU), Indonesia Power memanfaatkan FABA dengan menggandeng para mantan narapidana terorisme (napiter) yang tergabung dalam sebuah koperasi Bina Insaf Mandiri, binaan Densus 88 Polri di Pandeglang, Banten.
Kegiatan ini juga selaras dengan program Deradikalisasi berbasis kesejahteraan bagi para eks narapidana terorisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi mengakui, langkah ini merupakan hal baru, namun sangat penting bagi pihaknya.
“Masalah kebangsaan yang fundamental namun erat kaitannya dengan ekonomi dan kesejahteraan sekaligus juga dengan humanisme. Kami merasa terlindungi karena adanya dukungan dari BNPT, Densus 88 Polri dan juga dari Yayasan Mathla’ul Anwar sendiri, karena memberdayakan eks napiter yang mungkin masih ada stigma tertentu di masyarakat. Ini adalah tantangan baru untuk kami,” kata Ahsin dalam keterangannya yang diterima Jumat (12/8).
Ahsin menambahkan pemanfaatan FABA ini, merupakan salah satu media untuk mendorong perkembangan Koperasi, UMKM dan sejenisnya. Khususnya dalam upaya menjadi penghasil produk turunan FABA, baik itu dalam bentuk bahan baku konstruksi maupun pupuk yang berguna untuk pertanian maupun perkebunan.
“Indonesia Power selalu berupaya manfaatkan FABA untuk kesejahteraan masyarakat, baik melalui Koperasi, UMKM maupun sejenisnya. Karena manfaat FABA ini sangat banyak, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku konstruksi bangunan, juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk NPK organik yang tentunya berguna untuk pertanian maupun perkebunan,” tambah Ahsin.
Tepat Sasaran
Dalam kesempatan yang sama Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, upaya pemanfaatan FABA yang melibatkan Eks Napiter ini dinilai tepat sasaran. Menurutnya, Indonesia Power yang merupakan Badan Usaha Milik Negara ini juga mempunyai kewajiban untuk mewujudkan Visi Kepala Negara.
”IP disini yang merupakan BUMN, juga untuk mewujudkan Visi Kepala Negara yang dalam hal ini Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden untuk menjadi warga yang berdaulat, mandiri, maju dan saling bergotong royong.” kata Boy rafli.
“Nah, untuk konsepnya, kita kerja samakan dengan mendirikan koperasi, dan mitra yang saat ini sudah berjalan dengan Mathla’ul Anwar ini adalah Indonesia Power. Jadi kami hanya melanjutkan saja, memformalisasikan hal-hal yang sudah dikerjakan selama ini,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (MA) Embay Mulya Syarief mengatakan, pihaknya dengan Indonesia Power punya kesepakatan untuk bekerja sama. Tidak sebatas dengan eks napiter, namun juga dengan unsur masyarakat lainnya yang membutuhkan.
“Kami kebetulan dengan Indonesia Power sudah melakukan MoU, namun tidak terbatas hanya dengan memberdayakan eks napiter, namun juga masyarakat umum lainnya yang membutuhkan,” ujar tokoh masyarakat yang akrab disapa Haji Embay tersebut.
“Dengan dukungan BNPT, Densus 88 dan juga Indonesia Power kami telah bekerja sama dalam pemanfaatan FABA ini. Mulai dari bahan bangunan sampai dengan pupuk untuk tanaman dan alhamdulillah hasilnya sangat baik, ini sejalan dengan program pemerintah yang sangat fokus terhadap produkvitas petani,” pungkasnya.
Asal tahu saja, untuk menjadi pupuk, FABA diolah dengan teknologi mikroba yang mengubah FABA menjadi pupuk NPK organik. Teknologi ini merupakan teknologi tepat guna yang dapat diterapkan sebagai perwujudan metode ekonomi sirkular secara nyata.