13 Januari 2025
18:53 WIB
Indonesia Mesti Prioritaskan Pemberantasan Korupsi
Indonesia mesti memprioritaskan agenda pemberantasan korupsi sebagai reformasi politik ekonomi domestik
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi korupsi. Shutterstock/dok
JAKARTA - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Muhammad Habib mengatakan Indonesia mesti memprioritaskan agenda pemberantasan korupsi sebagai reformasi politik ekonomi domestik.
Menurutnya, Indonesia harus melakukan reformasi politik ekonomi domestik. Sebab, hal ini sangat penting untuk menghindari dari berbagai macam konsekuensi geoekonomi yang sedang terjadi kini.
Habib mengatakan mengatakan, jika Indonesia memang ingin memastikan tetap mendapatkan akses pasar ke negara maju dan memastikan bahwa produk-produk yang dijual memiliki daya saing dengan negara-negara lain, maka hal yang paling utama dilakukan perbaikan dalam negeri perlu dilakukan, seperti pemberantasan korupsi.
Perbaikan lainnya adalah memastikan bahwa persaingan usaha yang jelas, kepastian hukum, kepatuhan pada standar internasional, kebijakan ekonomi yang berbasis data, dan ketersediaan mekanisme komplain.
“Hanya dengan melakukan reformasi politik ekonomi domestik, sehingga dapat kita membantu mengakselerasi keanggotaan Indonesia, baik itu di OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) ataupun di CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik),” katanya dalam agenda Merespons Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2025, di Jakarta, Senin (13/1).
Dengan begitu, kata Habib, nantinya dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana yang dicita-citakan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Akhir tahun lalu, Prabowo mengatakan, dunia sedang dilanda ketidakpastian sebagai akibat dari situasi dan kondisi geopolitik dan geoekonomi yang diwarnai oleh ketegangan, perang dan persaingan ketat antar negara-negara besar.
“Hal ini mengakibatkan ketidakpastian di bidang ekonomi, bahkan kecenderungan ada perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi-ekonomi negara besar dan blok-blok ekonomi besar,” katanya, Selasa (10/12).
Atas kondisi tersebut, Prabowo memperingatkan Indonesia untuk waspada. Di samping itu, menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena berada dalam keadaan yang damai.
Ia mencontohkan, negara yang kerap dianggap lebih maju dan kaya justru malah dilanda ketidakstabilan, seperti adanya upaya darurat militer.
Untuk itu, Prabowo mengingatkan Indonesia agar tetap waspada karena tidak menutup kemungkinan akan muncul kondisi yang lebih parah daripada kondisi saat ini.