26 Februari 2024
10:29 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
SELANDIA BARU - Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan Indonesia menggarap prospek produk halal di Selandia Baru melalui hubungan diplomasi dua negara.
"Nilai perdagangan antara Indonesia dengan Selandia Baru itu 50% dari nilai-nilai perdagangan yang berhubungan dengan masalah halal," kata Masduki di Bandara Internasional Auckland, Selandia Baru, Senin (26/2) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan Indonesia-Selandia Baru telah menjalin hubungan dagang produk halal berupa ekspor hasil pertanian hingga daging sapi.
Selain itu, kata Masduki, banyak komunitas Muslim tumbuh di Selandia Baru, sehingga membutuhkan jaminan produk halal menggunakan sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Selandia Baru pada 25 Februari hingga 2 Maret 2024 dalam rangka melanjutkan diplomasi halal bagi warga dunia.
Kunjungan kerja itu difokuskan di dua kota Selandia Baru, yakni Wellington dan Auckland untuk menemui sejumlah pejabat penting seperti Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon dan Wakil Perdana Menteri Winston Peters untuk berdiplomasi.
"Ada konsistensi kunjungan Wapres Ma'ruf Amin ke berbagai negara selama ini, sebelumnya ke beberapa negara Eropa dan sekarang ke Selandia Baru. Konsistensi itu adalah cita-cita mengenai bagaimana agar Indonesia menjadi bagian penting hak halal dunia," ujar dia.
Berdasarkan rilis Kemenko Perekonomian, ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk muslim dan kesadaran untuk menggunakan produk halal.
Berdasarkan data Pew Research Center's Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk muslim di dunia diperkirakan akan mencapai 2,2 milyar jiwa atau 26,5% dari total populasi dunia pada tahun 2030.
Peningkatan populasi penduduk muslim di dunia tersebut tentunya akan diiringi dengan meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa halal. Lebih jauh, menurut The Global Islamic Economy Indicator 2022, dalam lingkup ekonomi syariah global secara keseluruhan, Indonesia menduduki posisi ke-4 di bawah Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab.
Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia yakni 236 juta jiwa atau 12% dari seluruh populasi muslim dunia, memiliki kebutuhan produk halal yang besar, yang sekaligus bisa menjadi pendorong untuk pertumbuhan industri halal.