24 Maret 2025
18:39 WIB
Indonesia Butuh Vaksin Tuberkulosis Yang Lebih Efektif
Vaksin BCG yang selama ini digunakan untuk mencegah tuberkulosis memiliki efektivitas yang terbatas pada kelompok remaja dan dewasa
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Nofanolo Zagoto
Seorang warga melakukan proses skrining tuberkulosis (TBC) melalui aplikasi Ransel TBC di Kota Tange rang, Banten, Kamis (4/7/2024). Sumber: AntaraFoto/Sulthony Hasanuddin
JAKARTA - Peneliti nasional vaksin tuberkulosis (TB), Erlina Burhan berkata, Indonesia membutuhkan vaksin TB baru yang lebih efektif melindungi masyarakat demi mempercepat target eliminasi TB. Pasalnya, vaksin BCG yang selama ini digunakan untuk mencegah TB memiliki efektivitas yang terbatas pada kelompok remaja dan dewasa.
"Ini menjelaskan mengapa TB masih menjadi masalah kesehatan meskipun cakupan imunisasi BCG di Indonesia cukup tinggi," ujar Erlina melalui keterangan tertulis, Senin (24/3).
Dia menjelaskan, saat ini terdapat vaksin kandidat M72/AS01E yang sedang menjalani uji klinis fase 3 sejak Maret 2024 lalu. Uji coba ini berlangsung di lima negara, salah satunya Indonesia. Jika berhasil, M72/AS01E bisa menjadi vaksin pertama dalam lebih dari satu abad yang mencegah TB paru pada remaja dan dewasa.
Berdasarkan uji klinis fase 2b selama tiga tahun, Erlina menyebut vaksin M72/AS01E telah menunjukkan perlindungan sekitar 50%. Menurut WHO, dalam jangka waktu 25 tahun, tingkat perlindungan ini dapat menyelamatkan 8,5 juta jiwa, mencegah 76 juta kasus baru TB, dan menghemat biaya sebesar USD 41,5 miliar bagi rumah tangga yang terdampak TB.
Meski begitu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu berkata, keberhasilan vaksin tidak diukur dari efektivitasnya saja. Namun, juga dari kemampuannya menjangkau masyarakat luas. Oleh karena itu, dia menekankan empat aspek penting yang perlu diperhatikan terkait vaksin.
Pertama, kesediaan vaksin harus cukup dan berkelanjutan. Kedua, vaksin harus bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan. Ketiga, biaya vaksin harus terjangkau. Keempat, edukasi penting untuk memastikan masyarakat dapat menerima dan memahami manfaat vaksin.
"Dengan kerja sama yang erat, kita dapat mewujudkan target eliminasi TB pada tahun 2050 dan menciptakan masa depan yang bebas dari penyakit ini,” ujar Erlina.
Menurut data Global Tuberculosis Report 2024 yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), Indonesia berada di peringkat kedua negara dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia. Pada tahun 2023, terdapat sekitar 1,9 juta kasus baru TB di Indonesia dengan 130.000 angka kematian atau sekitar 17 kematian setiap jam.