c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

NASIONAL

06 Mei 2021

13:49 WIB

Indonesia Bisa Simpan 17% Cadangan Blue Carbon Dunia

Ekosistem Blue Carbon berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun dan kawasan rawa payau

Penulis: Seruni Rara Jingga

Editor: Nofanolo Zagoto

Indonesia Bisa Simpan 17% Cadangan <i>Blue Carbon</i> Dunia
Indonesia Bisa Simpan 17% Cadangan <i>Blue Carbon</i> Dunia
Warga membawa tanaman mangrove untuk ditanam di kawasan Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/4/2 021). ANTARA FOTO/Didik Suhartono

JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan, Indonesia memiliki potensi Blue Carbon (karbon biru) yang besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Untuk memenuhi target NDC di tahun 2030, Siti memandang perlunya dipisahkan antara ekosistem Blue Carbon dan ekosistem hutan daratan dalam inventarisasi gas rumah kaca (GRK).

"Ini dilakukan agar Blue Carbon memilki tempat khusus dan perkiraan penyerapan emisi GRK dan pelaporan emisi GRK akan menjadi lebih akurat pada tingkat nasional," kata Siti dalam keterangan tertulis, Kamis (6/5).

Siti menerangkan, ekosistem Blue Carbon, yang berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun dan kawasan rawa payau, merupakan ekosistem penyerap serta penyimpan karbon alami dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama.

Indonesia sendiri memiliki luas kawasan mangrove 3.2 juta hektare (ha) dan luas padang lamun 3 juta ha. Dengan luasan tersebut ekosistem Blue Carbon, Indonesia dapat menyimpan hingga 17% dari cadangan Blue Carbon dunia.

Mengingat peran pentingnya Blue Carbon, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono meminta seluruh stakeholder terkait bersama-sama merumuskan dan menyepakati kebijakan terkait Blue Carbon di Indonesia.

Trenggono juga mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut terkait Blue Carbon yang dilakukan KLHK, KKP, LIPI dan lembaga penelitian lainnya untuk dijadikan dasar ilmiah dalam suatu kebijakan.

Menurutnya, Blue Carbon juga dapat dimanfaatkan sebagai mekanisme untuk menciptakan nilai ekonomi melalui perdagangan carbon.

Dirinya juga mengharapkan ekosistem laut dan pesisir dapat dijaga kelestariannya agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Sebab, indeks kesehatan laut Indonesia masih rendah.

"Kita harus bersama-sama memastikan bahwa indeks kesehatan laut Indonesia dapat meningkat. Saat ini indeks ada di angka 65 atau menempati ranking 137 dari 221. Ke depan harapannya angka tersebut dapat meningkat hingga 76 pada tahun 2024,” terang Trenggono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar