IDAI: Kebiasaan Kunyahkan Makanan Anak Dapat Sebabkan Penyakit
Sebagian masyarakat percaya makanan bayi yang dikunyah oleh pengasuhnya dapat membuat rasa makanan lebih enak, padahal kebiasaan ini bisa menjadi media penularan bakteri atau virus patogen
JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan tradisi mengunyahkan makanan anak yang biasa dilakukan ibu atau nenek adalah kebiasaan tidak aman dan tidak higienis. Kebiasaan ini umumnya dilakukan agar makanan bayi menjadi lebih lembut.
"Kalau dipapah, dikunyah dulu sama ibunya, akan bisa menjadi media penularan bakteri atau virus patogen. Dapat menyebabkan penyakit," ujar Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, Winra Pratita, dalam media briefing daring, Selasa (12/8).
Dia melanjutkan, sebagian masyarakat juga percaya makanan bayi yang dikunyah oleh pengasuhnya membuat rasa makanan lebih enak. Makanan bayi yang dikunyah terlebih dulu juga ada yang disimpan dengan maksud membuat makanan semakin lunak.
Padahal, bakteri patogen bisa berkembang lebih pesat jika makanan disimpan lebih lama dalam suhu ruang.
Winra berkata, kebiasaan itu adalah salah satu dari berbagai tradisi yang tidak tepat terkait MPASI. Selain itu, tradisi tidak tepat lainnya adalah memberikan madu pada bayi baru lahir. Hal ini dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Dia menjelaskan, madu dapat mengandung bakteri Clostridium botulinum yang meningkatkan risiko penyakit langka infant botulism. Penyakit ini menyebabkan kelemahan otot, kesulitan bernapas, kelumpuhan pada bayi, bahkan kematian.
Winra pun mengingatkan, pemberian MPASI pada anak harus memenuhi empat syarat. Pertama, tepat waktu yaitu pada saat bayi berusia enam bulan. Kedua, adekuat yaitu cukup dari segi kuantitas dan kualitasnya yang beraneka ragam.
Ketiga, aman, yaitu dijaga higienitasnya mulai dari tahap persiapan, pemasakan, penyimpanan, hingga pemberian. Keempat, MPASI diberikan secara tepat. Artinya, pemberian MPASI memerhatikan posisi bayi, metode pemberian MPASI, dan jadwal makan bayi.
"Kalau misalnya tidak mau makan, kita bisa dengan netral mengajaknya untuk makan kembali. Tapi, kalau tidak mau, sudah akhiri proses makan, berikan di jadwal berikutnya," tutup Winra.