c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

21 Oktober 2025

18:03 WIB

IDAI Ingatkan Anak Bisa Alami Osteoporosis

Osteoporosis pada anak seringkali disebabkan oleh kelainan genetik, utamanya kelainan osteogenesis imperfecta (OI) yang menyebabkan tulang sangat rapuh dan mudah patah secara spontan

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>IDAI Ingatkan Anak Bisa Alami Osteoporosis</p>
<p>IDAI Ingatkan Anak Bisa Alami Osteoporosis</p>

Ilustrasi anak bermain. Validnews/Hasta Adhistra.


JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan masyarakat bahwa anak bisa mengalami osteoporosis. Berbeda dengan osteoporosis pada lansia yang terjadi ketika kepadatan tulang menurun, osteoporosis pada anak terjadi ketika ada patah tulang punggung atau tulang panjang.

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, Frieda Susanti menjelaskan, osteoporosis pada anak seringkali disebabkan oleh kelainan genetik. Utamanya, kelainan osteogenesis imperfecta (OI) yang menyebabkan tulang sangat rapuh dan mudah patah secara spontan.

"Beberapa contoh dari yang osteogenesis imperfecta ini kalau kita lihat tulangnya bengkok-bengkok, terus kepalanya suka kayak agak menonjol," ujar Frieda dalam media briefing daring, Selasa (21/10).

Dia melanjutkan, seorang anak berisiko mengidap OI jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama. Meski begitu, pengamatan klinis tetap diperlukan untuk memastikan hal itu. Pengamatan dapat dimulai sejak dalam kandungan menggunakan USG atau ketika bayi lahir dengan melihat tanda-tanda tulang bengkok.

"Kami di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesahatan Anak RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) itu kita kadang merawat 203 anak dengan osteogenesis imperfecta. Angkanya jauh meningkat dibandingkan kira-kira lima tahun lalu," tambah Frieda.

Di samping itu, dia menyebutkan osteoporosis pada anak bisa disebabkan oleh penyakit tertentu atau disebut osteoporosis sekunder. Biasanya hal ini terjadi pada anak penderita leukemia, rheumatoid arthritis, gagal hati, dan anak dengan kelainan endokrin, misalnya terlambat pubertas.

Selain itu, osteoporosis sekunder terjadi pada anak-anak yang menggunakan steroid. Umumnya, penggunaan steroid pada anak dilakukan untuk pengobatan penyakit tertentu.

Frieda pun mengajak orang tua untuk mewaspadai kelainan tulang pada anak. Tanda-tanda yang perlu dicurigai mencakup tulang bengkok, tulang pendek dan patah, serta anak sulit berjalan atau cara jalannya salah. Anak yang menunjukkan tanda-tanda ini perlu dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan terapi.

"Itu perlu tata laksana yang komprehensif," pungkas Frieda.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar