c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

11 Maret 2025

09:56 WIB

IAI Saran Pola Hidup Vertikal Antisipasi Banjir Jakarta

Pola hidup vertikal sebagai solusi jangka panjang mengatasi banjir.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>IAI Saran Pola Hidup Vertikal Antisipasi Banjir Jakarta</p>
<p>IAI Saran Pola Hidup Vertikal Antisipasi Banjir Jakarta</p>

Sejumlah anak penghuni rusun bermain di halaman Rusunawa KS Tubun, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Antar a Foto/Indrianto Eko Suwarso.

JAKARTA - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta mengusulkan, agar Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta mengkaji lalu menerapkan secara serius pola hidup vertikal sebagai solusi jangka panjang mengatasi masalah banjir.

"Pola hidup vertikal di Jakarta harus dilakukan secara serius sebagai solusi jangka panjang. Selain itu, desain rumah panggung yang lebih adaptif terhadap banjir perlu dikenalkan dan diterapkan secara lebih luas," papar Ketua IAI Jakarta, Teguh Aryanto dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (11/3).

Baca: Dilema Hunian Warga Kota

IAI Jakarta berpendapat banjir yang melanda Jakarta serta wilayah penyangga seperti Bogor dan Bekasi pada Maret ini bukan sekadar bencana alam. Melainkan, akibat dari permasalahan tata kota dan tata laku yang sudah lama terjadi dan belum terselesaikan dengan baik.

Kawasan hulu yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air semakin berkurang akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

Sementara wilayah hilir, khususnya Jakarta, semakin padat dengan bangunan yang mengurangi area resapan air dan memperparah dampak banjir.

IAI Jakarta berpendapat perlu langkah nyata dan sistematis untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh.

Selain pola hidup vertikal, dan desain rumah panggung, IAI Jakarta juga mengusulkan perbaikan tata kota. Penyempitan aliran air dan berkurangnya area resapan air akibat kesalahan perencanaan harus dibenahi.

Selain itu, penegakan aturan pembangunan juga harus dilakukan secara tegas untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut.

Hal lainnya, yakni perbaikan tata laku masyarakat. Masyarakat perlu lebih disiplin dalam membuang sampah, menjaga kebersihan, serta mematuhi aturan pembangunan agar tidak memperburuk kondisi tata ruang kota.

Di sisi lain, harus ada pelindungan daerah hulu sebagai kawasan resapan air, penghijauan kembali, penghentian alih fungsi lahan yang tidak sesuai, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas.

Selanjutnya, normalisasi sungai dari hulu hingga hilir. Penanganan sungai harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya di Jakarta tetapi dari sumbernya di hulu hingga ke hilir. Upaya pengerukan, pelebaran, dan perbaikan sistem drainase perlu segera dilaksanakan.

IAI Jakarta juga memandang penting penambahan area resapan air melalui pembuatan sumur resapan, penggunaan material perkerasan yang ramah lingkungan, serta penerapan konsep kota hijau yang perlu diperbanyak agar air dapat terserap ke dalam tanah dengan optimal.

Langkah lainnya yakni pembangunan waduk dan taman tampung air untuk mengurangi dampak banjir.

Serta, harus ada mitigasi dan penanganan pascabencana. Pemerintah dan masyarakat harus memiliki sistem mitigasi yang baik, termasuk kesiapan dalam menghadapi banjir serta langkah-langkah pemulihan pasca bencana agar dampaknya dapat diminimalisir.

Teguh mengatakan masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat harus bahu-membahu dan secara konsisten menangani masalah banjir.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar