08 Oktober 2025
20:15 WIB
Hasil CKG Dapati 0,92% Orang Dewasa Tunjukkan Gejala Depresi
Sebanyak 173.394 orang dari 18,7 juta orang dewasa dan lansia yang telah melakukan skrining kejiwaan dalam Cek Kesehatan Gratis menunjukkan kemungkinan gejala depresi
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi depresi. Shutterstock/dok
JAKARTA - Sebanyak 18,7 juta orang dewasa dan lanjut usia (lansia) per 7 Oktober 2025 telah melakukan skrining kejiwaan saat mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hasilnya, sebanyak 173.394 orang atau 0,92% menunjukkan kemungkinan gejala depresi.
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi di Jakarta, Rabu (8/10) mengatakan, pihaknya juga mencatat sebanyak 152.494 orang atau 0,81% menunjukkan kemungkinan gejala kecemasan.
Selain itu, data Kementerian Kesehatan secara nasional per 6 Oktober mendapati 8,5% atau 9.280 dari 101.338 ibu hamil dan ibu nifas yang melakukan skrining kejiwaan di CKG menunjukkan kemungkinan gejala depresi.
"Menjadi alarm bagi kita semua bahwa untuk menjadi ibu ini nggak mudah. Apalagi, pada saat mereka mau bersalin ini buat stressor sendiri, jadi kita juga harus perhatikan bagaimana kesehatan jiwa dari ibu hamil dan nifas," kata Imran, seperti dilansir Antara.
Kemenkes setelah mendapati data ini berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat, seperti melalui transformasi layanan primer, yang terdiri atas upaya promotif, seperti Pengasuhan Positif dan Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP), hingga rehabilitatif, seperti pemenuhan kapasitas rehabilitasi medis Napza di puskesmas.
"P3LP bertujuan mengurangi tingkat stres negatif, sehingga mengurangi risiko munculnya gejala masalah psikologis yang lebih berat," kata Imran.
Adapun inisiatif itu menyasar berbagai kelompok masyarakat, seperti sekolah, universitas, tempat kerja, dan komunitas. Selain itu, Pengasuhan Positif diberikan sebagai bekal bagi orang tua guna menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesehatan jiwa.
Pihaknya juga melakukan empat pilar pencegahan bunuh diri, yakni pencegahan faktor risiko, pencegahan timbulnya pemikiran tentang menyakiti diri sendiri, pencegahan percobaan bunuh diri, serta membangun database terkait bunuh diri (suicide registry).
Lalu, menyediakan layanan konseling guna pencegahan bunuh diri, yang dapat diakses di https://healing119.id/. Per 17 September, sebanyak 15.424 pengguna mengakses layanan tersebut.
"Sebagian besar masalah yang mereka keluhkan itu sumbernya adalah keluarga. Jadi, kalau dulu keluarga itu adalah suatu tempat kita berdamai, tetapi sekarang justru di situlah ada masalah-masalah. Jadi, ini juga bisa kita bahas bersama," katanya.