c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

07 Agustus 2023

14:54 WIB

Gubernur Lemhannas Usul Bentuk Angkatan Siber RI

Wacananya, Angkatan Siber menjadi angkatan keempat setelah Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU)

Gubernur Lemhannas Usul Bentuk Angkatan Siber RI
Gubernur Lemhannas Usul Bentuk Angkatan Siber RI
Ilustrasi pasukan keamanan siber . dok. Shutterstock

JAKARTA - Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto mengusulkan rencana pembentukan angkatan keempat, sebagai Angkatan Siber untuk melengkapi tiga matra angkatan TNI di Indonesia.
 
"Hari Jumat (11/8), saya diminta bicara tentang kemungkinan Indonesia seperti Singapura punya angkatan siber. Saya harus menawarkan roadmap-nya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara," ujar Andi dalam Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (7/8).

Wacana ini sendiri muncul, menyusul adanya kemungkinan Indonesia akan seperti Singapura yang memiliki digital and intelligence service sebagai angkatan keempat. Menurut dia, Singapura membutuhkan Angkatan Siber, karena ada perubahan yang sangat signifikan di bidang pertahanan siber.

"Ada kebutuhan mereka untuk menarik talenta digital masuk ke sektor pertahanan siber dan seterusnya," ucapnya.

Adapun usulan pembentukan Angkatan Siber di Tanah air itu masih dalam tahap awal. Pasalnya beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) memiliki unit siber tersendiri.

"Kementerian Pertahanan dan TNI memiliki satuan siber. Di kepolisian juga sudah ada, BSSN ada satuan sibernya. Apakah nanti berevolusi menjadi angkatan tersendiri seperti di Singapura?" tambah Andi.

Meski begitu, dia merasa Mabes TNI hingga Kementerian Pertahanan dalam 5 tahun mendatang, dapat meningkatkan satuan siber ini. Sehingga, pencapaian yang dapat dilihat adalah, satuan siber di Mabes TNI dipimpin oleh perwira bintang tiga.

Tidak hanya itu, pencapaian tersebut juga dapat menarik talenta digital di Indonesia untuk terlibat dalam pertahanan siber.

"Dari situ mungkin baru dipikirkan apakah seperti Singapura, kita butuh melompat untuk membentuk angkatan keempat, Angkatan Digital Indonesia," ucap Andi.

Untuk itu, Andi mengatakan Indonesia harus belajar dari Negeri Singa itu yang sudah mempersiapkannya sejak 7 tahun lalu. Singapura resmi menciptakan Angkatan Siber pada Oktober 2022. Saat ini, Singapura telah memiliki 3 ribu pasukan pada tahun ini. Angka itu akan terus bertambah menjadi 12 ribu pasukan dalam kurun waktu 8 tahun.

"Mereka punya seragam hijau untuk AD, seragam putih untuk AL, seragam biru AU dan abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen," pungkasnya.

Ancaman Siber
Sekadar informasi, menurut laporan Kaspersky, Selasa (1/8) sebanyak 7.729.320 deteksi ancaman online berhasil diblokir selama periode April hingga Juni 2023. Angka ini sedikit meningkat (1%) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (Januari hingga Maret 2023) dengan 7.651.841 deteksi.

Selama kuartal kedua 2023, 21,7% pengguna internet di Indonesia menjadi sasaran ancaman daring. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-96 dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.

Data statistik Kaspersky juga mengungkapkan bahwa penggunaan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna menjadi indikator penting dalam mengukur serangan siber. Cacing (worms) dan virus file menjadi pemicu sebagian besar insiden serangan malware melalui drive USB, CD, DVD, dan metode "offline" lainnya.
 
Dalam periode April hingga Juni 2023, sebanyak 28,3% pengguna di Indonesia menjadi sasaran ancaman lokal. Produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 13.015.667 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia, yang menempatkan Indonesia di posisi ke-66 secara global.
 
Meskipun terjadi penurunan ancaman online dan lokal domestik, Kaspersky mengingatkan bahwa jumlah pendeteksian masih relatif tinggi. Mengingat populasi Indonesia yang besar dan penetrasi internetnya yang tinggi, data dan informasi sensitif menjadi sasaran menarik bagi para penjahat siber.
 
Oleh karena itu, perusahaan dan individu disarankan untuk meningkatkan pertahanan keamanan siber dan mematuhi langkah-langkah pencegahan seperti memeriksa setiap tautan dengan cermat sebelum mengunjungi situs, tidak percaya email dari pengirim yang tidak dikenal, dan menggunakan jaringan yang aman saat mengunjungi situs web sensitif.

"Kami mendesak semua pengguna - baik perusahaan maupun individu - untuk bertindak dalam membangun pertahanan keamanan siber seiring banyaknya data dan aset pribadi mereka yang dilibatkan dalam seluruh aktivitas digital," kata General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong.
 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar