29 November 2024
11:00 WIB
Golput Pilgub Jakarta 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah
Angka golput dalam Pilgub Jakarta 2024 lebih tinggi dari pilgub sebelumnya.
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 16, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk sedang melakukan rekapitulasi surat suara Pilkada DKI Jakarta, Rabu (27/11/2024). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi.
JAKARTA - Angka golongan putih (golput) atau warga yang tidak memilih pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 nyaris mencapai 50%. Hitungan cepat Lembaga Survei Indonesia mencatat, tingkat partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta hanya sebesar 57,69% dan 42,31% pemilih tidak berpartisipasi.
KPU dalam laman hitung cepat, angka partisipasi pemilih pada Pilgub DKI Jakarta 2024 hanya mencapai 4.357.512. Padahal, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih ada di angka 53,05% dan golput mencapai 46,95%.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya mengakui akan kesulitan untuk mencapai target partisipasi pemilih sebesar 80% di Pilkada Serentak 2024. Bima mengatakan kondisi di pilkada kali ini berbeda dengan pilpres
"Tentunya (target) paling tidak sama di Pilpres, Pileg, 80%, paling tidak sama target kita. Walaupun sepertinya di atas kertas agak sulit," ujar Bima di Jakarta, Rabu (27/11).
Ia menyebut, ada beberapa kendala seperti domisili dan tempat pemilih terdaftar. Kemudian, jumlah TPS yang sedikit sehingga ada kemungkinan masyarakat terkendala jarak ke TPS.
"Belum lagi, kalau saat Pilpres dan Pileg, banyak tim sukses caleg yang sama-sama ikut bekerja. Kalau Pilkada tidak," imbuh mantan Wali Kota Bogor ini.
Jika dibandingkan dengan Pilgub Jakarta sebelumnya, angka golput Pilgub Jakarta 2024 merupakan yang paling tinggi. Pada Pilgub 2007, angka golput 36,34%, Pilgub 2012 putaran pertama angka golput 37,72% dan Pilgub 2017 putaran pertama hanya 22,63%.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, menurunnya angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024, khususnya di Jakarta akan menjadi evaluasi anggota dewan. Termasuk mendorong penyelenggara pemilu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
"Kami lagi evaluasi tentang partisipasi pemilih ya, terutama di Jakarta yang mengalami penurunan," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).
Kendati demikian, Dasco berdalih di beberapa daerah partisipasi pemilih turun lantaran faktor cuaca pada saat hari pemungutan suara. Menurut dia, di beberapa daerah sempat terjadi hujan lebat sampai banjir saat tanggal pencoblosan.
"Di beberapa daerah sih karena cuaca terutama terjadi hujan lebat dan lain-lain sehingga partisipasi pemilih itu turun seperti di Batam kan monitor, Kepri misalnya itu hujan lebat sekali," tutur Dasco.