18 Februari 2025
18:51 WIB
Gerindra Sebut Demo Indonesia Gelap Bentuk Reaksi Berlebihan
Partai Gerindra menilai demonstrasi 'Indonesia Gelap' hanyalah bentuk reaksi berlebihan dan kontraproduktif dalam merespons kebijakan baru Presiden Prabowo Subianto
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
Sejumlah mahasiswa tengah melakukan orasi dalam aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). ANTARA/Yamsyina Hawnan
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menilai aksi demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' yang berlangsung di berbagai daerah merupakan bentuk reaksi berlebihan. Menurutnya, masyarakat hanya kaget dengan kebijakan-kebijakan yang baru dari Presiden Prabowo Subianto.
"Yang dilakukan oleh Pak Prabowo sekarang ini baru tahap awal, sehingga menimbulkan kekagetan, dan seringkali reaksinya berlebihan dan kontraproduktif," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
Muzani menjelaskan, reaksi kaget tidak jauh berbeda juga terjadi di internal pemerintahan. Salah satu contohnya disebabkan efisiensi anggaran hingga Rp306,69 triliun dari kementerian/lembaga dan dana transfer daerah.
"Reaksi itu terjadi bukan hanya di masyarakat tetapi reaksi itu juga terjadi dalam internal birokrasi dan pemerintahan misalnya tentang penghematan. Termasuk pengetatan anggaran, sehingga itu menimbulkan kekagetan-kekagetan itu," beber Muzani.
Di sisi lain, Ketua MPR RI ini mengaku memahami aksi demonstrasi merupakan hak setiap warga negara dan pemerintah tidak akan diam serta mendengar tuntutan para mahasiswa. Namun, dia menganggap publik salah paham dengan kebijakan pemerintah saat ini.
"Tapi pemerintah tetap bertekad dengan rencana awal bahwa seperti yang dipidatokan oleh Pak Prabowo yang juga kalian semuanya sudah mengetahui bahwa rencana itu adalah rencana yang dimaksudkan untuk jangka panjang bagi Indonesia dan termasuk untuk kita semuanya," paparnya.
Diketahui, sederet aksi demonstrasi 'Indonesia Gelap' digelar di berbagai kota di Tanah Air pada Senin (17/2) kemarin. Aliansi mahasiswa, masyarakat sipil sampai aliansi buruh bersatu menuntut pemerintah.
Setidaknya, ada 13 tuntutan yang disampaikan massa aksi, di antaranya meminta pemerintah menyelenggarakan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis. Lalu, mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU Masyarakat Adat, mengevaluasi program makan bergizi gratis (MBG), dan memberikan tunjangan kinerja dosen yang masih menunggak.
Aksi demo mahasiswa di Jakarta digelar di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat dan sekitar wilayah kampus masing masing. Organisasi mahasiswa yang ikut beraksi yaitu, Bem Seluruh Indonesia (BEM SI) , Bem Nusantara (Bem Nus), Bem UI dan beberapa Bem Kampus lain.
Aliansi BEM SI juga menggelar demo di Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali. Di luar Jakarta, demo tersebut digelar di depan Kantor DPRD masing-masing.