c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

13 November 2025

19:05 WIB

Generasi Alpha Lebih Rentan Depresi

Semua pihak perlu lebih memperhatikan kesehatan mental generasi muda, terutama generasi Alpha, yakni anak-anak yang lahir pada tahun 2010 hingga 2024

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Generasi Alpha Lebih Rentan Depresi</p>
<p>Generasi Alpha Lebih Rentan Depresi</p>

Ilustrasi anak berangkat sekolah. Shutterstock/Odua Images


JAKARTA - Psikolog sekaligus Manajer Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Nurul Kusuma Hidayati mengatakan, fenomena bunuh diri di kalangan anak dan remaja perlu diwaspadai oleh semua pihak. Fenomena ini menunjukkan harus ada langkah cepat untuk melindungi kesehatan mental anak.

“Ini sudah semacam wake-up call yang harus membuat semua pihak waspada. Sudah saatnya setiap elemen bangsa melihat kesehatan mental anak sebagai hal yang penting untuk diperhatikan," terang Nurul dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (13/11).

Dia melanjutkan, semua pihak perlu lebih memperhatikan kesehatan mental generasi muda, terutama generasi Alpha, yakni anak-anak yang lahir pada tahun 2010 hingga 2024. Generasi ini dinilai lebih rentan terhadap tekanan psikologis dibandingkan generasi sebelumnya. 

Nurul menjelaskan, generasi Alpha terpapar teknologi digital sejak lahir, hidup di tengah banjir informasi, dan berinteraksi secara intensif di dunia maya. Kondisi ini membuat mereka akrab dengan dunia digital, tapi di sisi lain rentan terhadap kelelahan emosional (emotional burnout). Di saat yang sama, kemampuan mereka dalam mengelola pikirannya belum matang.

"Kombinasi ini berpotensi membuat anak terjebak dalam tekanan mental yang berat hingga berujung pada tindakan ekstrem,” papar Nurul.

Di samping itu, dia menyebutkan pencegahan depresi pada generasi Alpha juga menghadapi tantangan tersendiri. Salah satunya adalah rendahnya literasi kesehatan mental masyarakat.

Hal itu terlihat dari orang tua dan guru yang belum memahami tanda-tanda awal gangguan psikologis pada anak. Dampaknya, masalah psikologis pada anak tidak dapat dideteksi secara dini dan justru berkembang hingga mencapai titik krisis. 

"Paparan dunia digital yang tidak terkontrol semakin memperparah kondisi ini karena anak-anak seringkali tidak memiliki filter dalam menyerap informasi," tambah Nurul.

Dia menilai, untuk mencegah masalah psikologis pada anak perlu langkah konkret dari keluarga dan sekolah. Di ranah keluarga, orang tua perlu menerapkan aturan screen time yang bijak untuk seluruh anggota keluarga. Lalu, orang tua perlu membangun komunikasi yang suportif dan meningkatkan literasi kesehatan mental untuk mendeteksi perubahan perilaku anak.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar