c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

NASIONAL

23 Oktober 2021

09:50 WIB

Gempa Salatiga Dipicu Sesar Aktif

Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI

Editor: Nofanolo Zagoto

Gempa Salatiga Dipicu Sesar Aktif
Gempa Salatiga Dipicu Sesar Aktif
Ilustrasi gempa. Shutterstock/dok

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi rentetan gempa bumi di Salatiga, Banyubiru, Bawen dan Ambarawa Provinsi Jawa Tengah sejak Sabtu dinihari pukul 00.32 WIB. Kejadian ini dipicu oleh sesar aktif.

"Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (23/10).

Episenter gempa terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT. Tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa memiliki magnitude 3,0 diikuti tujuh kali rentetan gempa susulan (aftershocks). Pertama dengan magnitudo 2,9, kemudian 2,5, selanjutnya 2,5, lalu 2,6 dan 2,1, serta 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44.56 WIB. Sampai Sabtu pukul 6.00 WIB belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa.

Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI. Guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono mengatakan, seluruh rangkaian rentetan gempa, baik gempa utama (mainshock) dan tujuh gempa susulannya (aftershocks), berpusat di komplek Gunung Telomoyo.

Gunung Telomoyo adalah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Gunung dengan ketinggian 1.894 mdpl merupakan gunung api yang berbentuk strato tetapi belum pernah tercatat meletus.

Dalam catatan sejarah gempa kuat dan merusak, wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan, yaitu Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849.

Kemudian, Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865. Gempa ini menyebabkan rumah tembok retak. 

Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.

Tercatat juga Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok. Selanjutnya, Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 yang menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.

Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe. Getaran magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.

Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening, maka perlu untuk dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi. 

Misalnya, mengingatkan pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, memahami cara selamat saat terjadi gempa. Daryono menyampaikan, gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER