11 November 2024
16:37 WIB
Enam Gunung Api Berstatus Siaga-Awas, TNI Siapkan Pasukan Reaksi Cepat
Di setiap Kodam disiapkan batalion yang siaga sebagai pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana (PRCPB). Apabila di wilayahnya terjadi bencana, pasukan itu yang akan bergerak cepat
Ilustrasi. Lava pijar keluar dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki tampak dari Desa Lewolaga di Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu (10/11/2024). Antara/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyiapkan pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana (PRCPB) di tingkat komando daerah militer (kodam). Pasukan ini untuk mengantisipasi bencana alam, termasuk enam gunung api di Indonesia yang saat ini berstatus siaga hingga awas.
Khusus untuk penanggulangan dampak bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur, Panglima menyebutkan TNI telah mendirikan dapur lapangan dan mengerahkan tenaga medis untuk membantu korban.
"Jadi setiap kodam nanti ada batalion yang siaga untuk PRCPB dan apabila di wilayahnya terjadi bencana, pasukan itu yang bergerak cepat," kata Panglima TNI saat jumpa pers di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11) seperti dilansir Antara.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan, per hari ini ada lima gunung api yang berstatus siaga, dan satu yang berstatus awas.
Lima gunung api yang statusnya siaga mencakup Gunung Awu (Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara), Gunung Ibu (Halmahera, Maluku), Gunung Iya (Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur), Gunung Marapi (Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat), dan Gunung Merapi (Jawa Tengah dan Yogyakarta).
Sementara itu, satu gunung berapi yang berstatus awas yaitu Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur. Gunung Lewotobi meletus beberapa kali sejak minggu lalu, menyebabkan 12.200 warga mengungsi, sembilan orang meninggal dunia, dan tiga orang luka-luka.
Sekadar informasi, status gunung berapi di Indonesia terbagi atas empat kategori, yaitu normal dengan kode hijau yang artinya tidak ada perubahan aktivitas vulkanik dan seismik. Kemudian waspada dengan kode kuning yang artinya ada peningkatan aktivitas seismik dan mulai muncul aktivitas vulkanik.
Selanjutnya siaga dengan kode oranye yang artinya ada peningkatan aktivitas seismik dan peningkatan aktivitas vulkanik. Tertinggi, status awas dengan kode merah yang artinya kemungkinan gunung berapi meletus.
Di lokasi yang sama, Panglima TNI menegaskan dirinya bakal terus memperkuat kemampuan TNI dalam menanggulangi bencana.
"Ke depan, TNI akan terus memperkuat kemampuan dan seluruh operasi dalam penanggulangan bencana, serta mempererat kerja sama dengan negara-negara sahabat di kawasan Asia Tenggara dengan mengedepankan prinsip 'PRIMA', yaitu profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif," tuturnya.
Pengendara motor melintas dengan berlatar belakang Gunung Lewotobi Laki-laki yang erupsi di Desa Nobo, Ile Bura, Flores Timur, NTT, Rabu (10/1/2024). Antara Foto/Mega Tokan
Terawasi Penuh
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM memastikan, semua gunung api di Indonesia akan terawasi secara penuh. Khususnya terhadap enam gunung api berstatus siaga dan awas yang aktivitas vulkanisnya meningkat signifikan beberapa hari terakhir.
"Itu yang sedang peningkatan aktivitas seperti Gunung Lewotobi Laki-laki, Iya, Marapi dan lainnya, akan terus diidentifikasi. Saya pikir ini menjadi tentangan kita ke depan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, Sabtu (9/11).
Berdasarkan data tingkat aktivitas gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi sampai dengan hari ini Sabtu (9/11) dilaporkan ada lima gunung api yang berstatus siaga dan satu berstatus awas.
"Selalu kami sosialisasikan ke masyarakat, pemerintah daerah khususnnya, peningkatan status dilakukan supaya bisa menjadi rujukan dalam mengantisipasi setiap kemungkinan," ucapnya.
Beberapa aktivitas signifikan yang teramati oleh PVMBG Badan Geologi misalnya seperti Gunung Merapi yang meluncurkan guguran lava sebanyak 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer diiringi aktivitas kegempaan erupsi, Jumat (8/11).
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur memuntahkan abu vulkanik lebih kurang 9 kilometer ke udara dari puncak kawah gunung api itu atau 10 kilometer dari permukaan laut, Sabtu pagi.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tersebut diketahui jauh lebih besar setidaknya dibandingkan dengan empat erupsi yang terjadi Jumat (8/11) pada pukul 12.00 Wita-18.00 Wita, yang memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom 2,5 meter--8.000 meter.
Untuk itu, Wafid memastikan, para petugas vulkanologi akan menjadi garda terdepan yang selalu siap siaga. Tidak hanya mengamati tapi mengidentifikasi secara penuh setiap aktivitas gunung api tersebut selama 24 jam sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini.
Dia juga berkomitmen, hasil pengamatan tersebut dapat disiarkan secara cepat dan tepat kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa terhindar dari risiko dampak kerusakan maupun korban jiwa akibat aktivitas vulkanis gunung berapi.
Masyarakat bisa mendapatkan informasi perkembangan kondisi gunung api lengkap dengan hasil analisis rekomendasinya itu dengan cara mengakses aplikasi Magma Indonesia, berbagai kanal media sosial @pvmbg_, @kabargeologi, atau mendatangi langsung pos pengamatan gunung api yang ada di setiap daerah di Indonesia.
"Kami sebagai yang diamanatkan untuk menjadi walidata dalam bidang ini, kami terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak tentu untuk menjamin keselamatan masyarakat yang menjadi fokusnya," pungkasnya.