28 Desember 2021
20:04 WIB
JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan, semua peralatan dari eks Lembaga Biologi Molekuler Eijkman akan dipindahkan ke kawasan riset life sciences di Cibinong Science Center, Jawa Barat mulai Januari 2022.
"Baru mulai Januari 2022 perpindahannya," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yan Rianto dalam Sarasehan Arah Riset Biologi Molekuler di BRIN di Auditorium LBM Eijkman di Jakarta, Selasa (28/12).
Asal tahu saja sejak bergabung ke BRIN pada 2021, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berganti menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman. Yan menuturkan, tidak semua peralatan akan dipindahkan ke kawasan Cibinong Science Center. Hanya peralatan yang memungkinkan untuk dipindahkan, namun mayoritas peralatan Eijkman akan dipindahkan ke Cibinong.
Peralatan seperti laboratorium bio safety level 3 (BSL 3) tidak dapat dipindahkan ke Cibinong, sehingga laboratorium tersebut akan tetap berada di gedung eks Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta Pusat. Gedung yang ditempati eks Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tersebut secara kepemilikan merupakan aset yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan.
Sebelumnya, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, pihak Kementerian Kesehatan telah menyampaikan pemberitahuan sejak beberapa tahun yang lalu, aset tersebut akan dimanfaatkan oleh Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Oleh karena itu, BRIN mengembalikan aset tersebut ke RSCM. Kecuali sebagian gedung depan akan dipertahankan untuk riset berbasis layanan terkait genomik, sekaligus mengabadikan gedung Eijkman sebagai warisan sejarah.
"Eijkman fokus ke riset kesehatan berbasis molekuler, sehingga sangat sesuai di Cibinong Science Center, karena tidak perlu membangun semuanya dari nol," kata Tri Handoko.
Handoko menuturkan pemindahan PRBME itu tidak akan banyak mengganggu efektivitas kinerja para peneliti, karena dilakukan secara bertahap laboratorium per laboratorium.
"Saat ini gedung belum siap ditempati, karena listrik belum masuk. Tetapi, pemindahan laboratorium sudah akan dimulai sampai Desember 2021 secara bertahap," ujarnya.
Handoko menuturkan konsep seluruh laboratorium yang baru dibangun di BRIN adalah open space berbasis klaster fungsi. Laboratorium tersebut dikelola secara terpusat dan tersedia sebagai platform terbuka untuk semua pihak, termasuk industri. Sementara itu, tempat kerja periset dalam bentuk co-working space.
Riset Pengembangan
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBME) BRIN Wien Kusharyoto menuturkan, pihaknya masih fokus untuk melakukan riset dan pengembangan pada beberapa bidang riset yang sudah lama digeluti. Di antaranya zoonosis, penyakit infeksi dan keanekaragaman genom termasuk resistensi antibiotik pada 2022.
"Terkait pengajuan proposal sudah ada beberapa mendapatkan pendanaan untuk tahun 2022 dan itu misalnya terkait dengan keanekaragaman genom terutama yang kaitannya dengan zoonosis bagaimana penyakit itu ditularkan melalui hewan," ucapnya.
Wien menuturkan, sejauh ini para peneliti PRBME BRIN sudah memiliki kemampuan dan banyak bekerja di bidang riset yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan keanekaragaman genom.
PRBME juga berencana untuk mengadakan rumah program untuk tahun 2022, tentang penyakit infeksi. Topik riset antara lain resistensi terhadap antibiotika dan penyakit yang diakibatkan virus lainnya selain virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19.
PRBME juga merencanakan kerja sama riset dan pengembangan yang lebih erat dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dan rumah sakit lain di wilayah Jakarta pada 2022. Adapun topik riset yang diangkat dalam kolaborasi dengan rumah sakit tersebut dapat berkaitan dengan sero surveilans, dampak dari penyakit infeksi, dan sejauh mana vaksinasi dapat menimbulkan kekebalan di tengah masyarakat.
Pada 2022, PRBME juga masih melanjutkan riset dan pengembangan terkait dengan penanganan covid-19, di antaranya soal pengembangan vaksin Merah Putih. Sebelumnya, peneliti vaksin di PRBME Tedjo Sasmono mengatakan bibit vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman dengan platform protein rekombinan, sudah sesuai dengan standar industri, karena dapat memicu respons imun, dan produktivitas atau yield bibit vaksinnya baik.
Dalam pengembangan bibit vaksin Merah Putih dengan platform protein rekombinan, PRBME menggunakan sel yeast atau ragi dan sel mamalia. Untuk platform yang menggunakan sel ragi, bibit vaksinnya sudah berada di PT Bio Farma sebagai mitra industri pengembangan vaksin.
Namun untuk platform pengembangan bibit vaksin yang menggunakan sel mamalia itu, PRBME belum mendapatkan mitra industri. Hingga saat ini masih terus melakukan negosiasi dengan industri.