JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Vaksin dan Obat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masteria Yunovilsa Putra mengatakan, efek analgesik daun kratom berpotensi dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Efek analgesik ini disebabkan oleh kandungan alkaloid dalam kratom, utamanya mitragynine dan turunannya seperti 7-hydroxymitragynine.
"Studi aktivitas analgesik secara in vivo yang kami lakukan dengan menggunakan hotplate menunjukkan bahwa ekstrak alkaloid kratom dengan kandungan senyawa mitragynine sekitar 46% menimbulkan efek analgesik terhadap rasa sakit akibat panas yang diinduksi oleh hotplate pada hewan coba (mencit)," papar Masteria dikutip dari keterangan tertulis di laman resmi BRIN, Rabu (3/7).
Menurut penelitiannya, efek analgesik alkaloid kratom hampir sama dengan efek analgesik morfin. Ini terlihat dari hasil pemberian ekstrak alkaloid kratom secara kronis selama sepuluh hari pada hewan percobaan.
Studi lain juga menunjukkan efek morfin mengalami penurunan pada hari kelima. Namun, ekstrak alkaloid kratom dapat menunda efek toleransi hingga hari kesepuluh.
Selain itu, Masteria berkata ekstrak alkaloid kratom bisa digunakan sebagai bahan tambahan pengobatan kanker bersama penggunaan dosis rendah obat antikanker doxorubicin. Hal ini mampu menghambat pertumbuhan sel kanker seperti dijelaskan dalam risetnya yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Molecules.
Meski begitu, Masteria menyebut penggunaan ekstrak alkaloid kratom dalam dosis tertentu bisa menyebabkan efek samping. Beberapa penelitian mengungkap efek samping ini mencakup mual, kejang, dan lainnya.
Menurutnya, kratom merupakan komoditas penting bagi petani lokal, khususnya di daerah Kalimantan. Mereka melakukan ekspor daun kratom ke mancanegara yang menghasilkan pendapatan signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah dinilainya perlu membuat regulasi yang tepat terkait pemanfaatan kratom, sehingga tidak berdampak negatif pada mata pencaharian para petani.
"Penelitian lebih lanjut dan dialog terbuka antara pemerintah, ahli kesehatan, dan masyarakat diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang adil dan bijaksana terkait penggunaan dan pengembangan daun kratom," tutup Masteria.