26 Juli 2024
19:20 WIB
Dunia Hadapi Masalah Pangan, RI Dorong ASEAN-India Perkuat Kerja Sama
Dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dan India di Vientiane, Laos (26/7), Menlu RI Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama untuk menciptakan ketahanan pangan di kawasan
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Nofanolo Zagoto
Menlu Retno Marsudi. Antara/Yashinta Difa
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno L.P. Marsudi mengatakan, ketahanan pangan menjadi masalah di dunia saat ini. Untuk itu, ia mendorong ASEAN dan India perkuat kerja sama pangan.
Hal tersebut disampaikan Retno saat menghadiri Pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dan India di Vientiane, Laos (26/7).
Pada pertemuan itu, Retno menekankan pentingnya kerja sama untuk menciptakan ketahanan pangan di kawasan.
“Kita belajar dari pengalaman, khususnya pada saat pandemi, setelah pandemi dan juga akibat perang, masalah ketahanan pangan ini masih menjadi tantangan besar bagi kita semua, bagi dunia dan juga bagi kawasan", ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Tahun lalu, kata Retno, pada saat keketuaan Indonesia, ASEAN dan India telah menyepakati Joint Leaders' Statement on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crises.
Sebagai tindak lanjut hal tersebut, dia berharap ASEAN dan India dapat bersama-sama mengimplementasi kerja sama tersebut.
Sebagai gambaran, Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan masih banyaknya kelaparan akut di 59 negara atau wilayah, dengan jumlah satu dari lima orang di negara itu mengalami kelaparan akibat permasalahan pangan akut.
Berdasarkan laporan mereka bertajuk Global Report on Food Crises 2024, tercatat sebanyak 282 juta orang di 59 negara mengalami tingkat kelaparan akut yang tinggi pada 2023. Jumlah orang kelaparan pada 2023 itu meningkat sebanyak 24 juta orang dari tahun sebelumnya.
Sementara terkait bidang maritim, Retno menyampaikan bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas maritim adalah tujuan bersama ASEAN dan India.
“Kita semua tentunya menginginkan domain maritim ini menjadi ajang kerja sama, dan bukan ajang konfrontasi," tegasnya.
Untuk itu, Indonesia mendorong implementasi konkret kesepakatan the ASEAN India-Joint Statement on Maritime Cooperation yang disepakati tahun lalu di Jakarta khususnya di bidang pengembangan ekonomi biru, konektivitas maritim, dan pengembangan energi sumber daya maritim yang berkelanjutan.
Kemudian, di bidang kerja sama ASEAN – Indian Ocean Rim Association (IORA), Retno menyampaikan usulan untuk menerjemahkan kerja sama ASEAN - IORA ke dalam rencana aksi.
Ia meminta dukungan India, sebagai anggota penting dan terpandang dari IORA, terkait penguatan kerja sama antara ASEAN dan IORA.
Sebagai informasi, tahun lalu pada saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN, IORA dan ASEAN menyepakati nota kesepahaman (MoU) dalam rangka membangun arsitektur regional yang inklusif.
Dalam pertemuan di Laos ini, Retno juga mengangkat isu Palestina dan mendesak negara-negara untuk melipatgandakan dan komitmennya untuk Palestina.
Menlu menyerukan disegerakannya gencatan senjata yang permanen, memastikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, pengakuan serta dukungan untuk keanggotaan Palestina di PBB.
Sebagai informasi, India telah mengakui Palestina dan memberikan bantuannya untuk Palestina melalui organisasi badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).