c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

10 Oktober 2023

12:40 WIB

Dua Tahun, Bencana Di Jatim Meningkat 60%

BNPB imbau agar dalam kondisi kedaruratan, kepala daerah tidak segan untuk segera menetapkan status Siaga atau Tanggap Darurat.

Editor: Rikando Somba

Dua Tahun, Bencana Di Jatim Meningkat 60%
Dua Tahun, Bencana Di Jatim Meningkat 60%
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Arjuno terlihat di Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/9/2023). Antara Foto/Umarul Faruq

JAKARTA- Pemerintah daerah di wilayah provinsi Jawa Timur (Jatim) diimbau meningkatkan antisipasi terhadap potensi bencana. Pasalnya, sejak tahun 2020 sampai 2022 bencana di Provinsi Jatim mengalami peningkatan sebesar 60%. Di antaranya, seperti peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan pegunungan Arjuno, Bromo, dan Lawu,  tidak pernah terjadi sebelumnya. 

“Kemudian karhutla di Gunung Bromo menjadi catatan penting bagi kita. Akibat kelalaian dan akibat kekurangpahaman, menjadikan kerugian cukup besar,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Jakarta, Selasa (10/10).

Penanganan bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi beberapa waktu lalu, kata dia, juga diharapkan menjadi pembelajaran.

Suharyanto juga memaparkan perkembangan terkini penanganan bencana yang masih berlangsung di Jatim.

“Relokasi Lumajang akibat erupsi Gunung Semeru, Alhamdulillah berjalan dengan baik dan sukses, karena dua kali erupsi, yang pertama ada korban, yang kedua tempat sama tapi alhamdulillah tidak ada korban. Ini pengalaman baik, pembelajaran berharga bagi kita semua ketika kebijakan tepat, melaksanakan relokasi, ketika bencana terjadi lagi di tempat yang sama tidak ada lagi korban,” tutur Suharyanto.

“Gempa bumi di Malang April 2021, Alhamdulillah per hari ini rata-rata program rehabilitasi dan rekonstruksinya sudah 100 persen, kecuali ada tambahan yang masih diproses,” tambahnya.

Dia menambahkan, ada banyak langkah mitigasi bencana bisa dilakukan. Penanaman vegetasi Cemara Udang di Pantai Teleng Ria di Pacitan Jawa Timur, dapat menjadi salah satu mitigasi tsunami di pesisir pantai.



Ribuan Kali
Sementara itu, dikutip dari Antara, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penanganan Bencana Kekeringan di Wilayah Provinsi Jatim  serta Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Kantor BPSDM Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/10), Suharyanto menjelaskan Indonesia merupakan salah satu tingkat risiko bencana paling tinggi di dunia. 

Hingga kini, lanjutnya, bencana yang terjadi di Indonesia sudah terjadi 3.089 kali.

Dia menyampaikan agar dalam kondisi kedaruratan, kepala daerah tidak segan untuk segera menetapkan status Siaga atau Tanggap Darurat, agar pemerintah dapat mendukung langsung kebutuhan masyarakat terdampak.

Dari banyaknya bencana ini. Dia menyerukan agar kepala daerah dapat mengoptimalkan fasilitas hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana, agar proses pemulihan hidup dan penghidupan masyarakat berjalan lebih cepat.

Di Jatim, Kepala BNPB juga memberikan bantuan dukungan sumber daya darurat bencana kekeringan yaitu Dana Siap Pakai (DSP) kepada Pemprov Jatim Rp1 miliar. Kepada pemerintah kabupaten/kota terdampak bencana kekeringan senilai masing-masing Rp250 juta dan peralatan penanganan bencana kekeringan.

Dan, terkait bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan peristiwa angin kencang yang terjadi di wilayah Kota Batu, Jawa Timur, pada Minggu (8/10) menyebabkan sejumlah kerusakan di wilayah tersebut. A

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu di Kota Batu, mengatakan peristiwa angin kencang yang terjadi di Jalan Pronoyudo, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, menyebabkan atap Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri Kota Batu mengalami kerusakan. Atap berukuran besar tersebut kemudian menimpa atap garasi rumah dinas milik sekolah dan menyebabkan kerusakan dengan dimensi panjang tiga meter dan lebar dua meter. Peristiwa tersebut terjadi kurang lebih pukul 12.40 WIB.

"Angin kencang menyebabkan atap gedung asrama putri MTS Negeri Kota Batu dengan dimensi 15 meter dan lebar lima meter terbang," kata Agung.

 Ada juga peristiwa pohon tumbang di kawasan Alun-Alun Kota Batu. Pohon ceri dengan tinggi sepuluh meter dan diameter 25 sentimeter tumbang menimpa sejumlah kendaraan yang sedang parkir.  

Pada hari sama, angin kencang juga mengakibatkan pohon ceri dengan diameter 25 sentimeter dan tinggi lima meter tumbang di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, mengakibatkan arus lalu lintas terganggu.

"Pohon tumbang tersebut mengakibatkan separuh jalan tertutup dan mengganggu arus lalu lintas," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar