24 Januari 2024
13:43 WIB
Editor: Rikando Somba
JAKARTA – Gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 24-25 Januari 2024. Bahkan, gelombang tinggi di kisaran sangat tinggi 4,0-6,0 meter, kemungkinan terjadi di Laut Natuna Utara. Peringatan dini terhadap masyarakat yang beraktivitas di pesisir pantai agar berhati-hati dan waspada pun dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu (24/1).
Dia menguraikan penyebab tingginya gelombang di banyak wilayah Indonesia. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan 6-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kep. Babar, dan Laut Arafuru," katanya.
Karena angin ini, terjadi lah peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter. Gelombang ini ada dii Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan Bengkulu-Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Tengah.
Kemudian, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba, perairan P. Sawu-Kupang-P-P. Rotte, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah, perairan selatan Kep. Anambas-Kep. Natuna, Laut Natuna, Laut Jawa, perairan utara barat-Jawa Timur, Selat Makassar bagian tengah dan selatan, perairan barat Sulawesi Selatan, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar.
Juga, gelombang bnerkiasaran sama ada di Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, perairan utara Flores, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kep. Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku, perairan Kep. Banggai-Kep. Sula, perairan P. Buru-P. Ambon, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Laut Arafuru bagian barat, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.
Sementara itu, untuk gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kep. Anambas-Kep. Natuna, perairan selatan Jawa Timur-P. Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah-NTT, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Samudra Pasifik Utara Halmahera.
Dengan ketinggian gelombang yang signifikan ini, Eko Prasetyo memberikan imbauan kepada masyarakat, terutama para nelayan, untuk lebih memperhatikan risiko tinggi terkait keselamatan pelayaran. Hal ini mencakup moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, dan bahkan kapal berukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar.
Cuaca Ekstrem
Terhadap potensi gelombang ini, sejumlah kapal kayu pengangkut bahan pokok harus bertahan di Pelabuhan Rakyat Paotere, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan. Dikutip dari Antara, ketinggian ombak 2,5 meter sampai empat meter ada di Perairan Selat Makassar.
"Kami sudah sandar di Pelabuhan Paotere hampir tiga minggu karena cuaca buruk dan ombak tinggi. Kemungkinan masih satu minggu kita di sini menunggu baru bisa berlayar lagi kalau cuaca sudah membaik," ujar Nakhoda Kapal Motor Tunas Bunga Bahari Abbas AB di pelabuhan setempat, Selasa.
Karenanya, barang yang diangkut dari Kota Makassar menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti beras, terigu dengan beban berat 150 ton sementara tertahan terkendala karena cuaca ekstrem. Di sisi lain, akibat bertahan di pelabuhan tersebut, gaya hidup membengkak dan tidak ada pendapatan. Padahal, bila cuaca normal, dia bersama kru kapal dapat membawa hasil bumi dari Bima ke Makassar dan dari Makassar membawa sembako ke Bima sebulan dua kali.
Dia mengakui bila memaksakan diri tanpa menghiraukan imbauan Syahbandar dan BMK Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar untuk berlayar, potensi kerusakan kapal akan cukup besar belum lagi risiko lainnya.
"Kami sudah komunikasi dengan syahbandar dan tidak ada denda (kapal berlabuh) karena ada faktor cuaca. Biaya tambahan pasti ada, belum solar karena kita melawan angin dan gelombang di laut," katanya.
Hal senada disampaikan Mekanik Kapal Motor Cahaya Rahmat 02, Saibun. Selama hampir tiga pekan, dia bersama kru kapalnya masih bertahan di Pelabuhan Paotere. Kapalnya mengangkut sembako dan semen dengan tujuan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan, dari Flores ke Makassar mengangkut Asam dan Kakao.
"Semen dan beras rencana diturunkan di Jampea, Kepulauan Selayar sesuai pesanan. Ada juga barang titipan untuk warga yang dibawa kru kapal untuk dibawakan. Karena cuaca buruk kita masih tertahan di sini," tuturnya.
Di wilayah ini. BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar mengeluarkan peringatan dini dengan potensi gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter di wilayah Perairan Makassar, Sulawesi Selatan dan mengimbau kepada pengguna jalur lalu lintas laut dan nelayan menunda sementara aktivitas berlayar.
"Peringatan dini berlaku mulai 20 Januari pukul 20.00 Wita dan 25 Januari 2024 pukul 20.00 Wita," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Mujahidin.
Untuk tinggi gelombang dengan skala sedang (moderate sea) diperkirakan 1,25 meter sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Perairan Spermomde Makassar. Selanjutnya, Perairan Kepulauan Sabalana dan Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, Laut Flores bagian utara, Perairan Pulau Bonerate Kalaotoa bagian utara, Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian Selatan, dan Laut Flores bagian timur.
Sementara itu, untuk ketinggian gelombang dengan skala tinggi (rough sea) antara 2,5 meter sampai 4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Kepulauan Selayar dan Selat Makassar bagian selatan.